Berita Solo Terbaru
Namanya Sama-sama Joko, Crazy Rich Grobogan Tak Ada Niat Jadi Presiden : Saya Niatnya Berbagi
Joko Suranto mengungkapkan menjadi presiden itu merupakan alat bukan tujuan. Apa maksudnya?
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Nama Crazy Rich Grobogan, Joko Suranto, mendadak kondang dan viral setelah memperbaiki jalan di kampung halamannya menggunakan uang pribadi.
Untuk memperbaiki jalan rusak di kampung halamannya di Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Joko Suranto sampai merogoh kocek sebesar Rp 2,8 Miliar.
Kini berkat aksi sosialnya itu, nama Joko Suranto pun dielu-elukan warga setempat.
Saking populernya Joko Suranto, ia sampai disangkutpautkan dengan dunia politik.
Baca juga: Berkunjung ke Solo, Crazy Rich Grobogan Blak-blakan: Sering Dapat DM Minta Bantuan
Baca juga: Ini Kata Bupati Grobogan soal Aksi Joko Suranto Perbaiki Jalan Habiskan Rp 2,8 M Pakai Uang Pribadi
Joko Suranto dijagokan tak hanya di tingkat kabupaten sebagai Bupati Grobogan, bahkan dia diminta jadi Presiden Republik Indonesia.
Nama Joko Suranto dianggap ideal meneruskan jejak Joko Widodo sebagai presiden Indonesia.
Keduanya kebetulan memiliki nama depan yang sama.
Menanggapi wacana itu, Joko mengungkapkan menjadi presiden itu merupakan alat bukan tujuan. Apa maksudnya?

"Menjadi presiden itu alat bukan tujuan, jadi kalau tujuan saya nawaitu saya adalah menjadi orang yang baik yang bisa memberi bantuan manfaat bagi orang lain," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (8/5/2022), di sela kepulangannya ke Solo.
Disinggung apakah sudah ada partai politik yang meminangnya, Joko tidak mengatakan secara gamblang.
"Minang-meminang? Kan saya bukan perempuan, tapi niat yang baik yang jadi platform kehidupan yang mestinya jadi dasar kekerabatan, kekeluargaan dan keagamaan kita" ungkapnya.
"Anda mestinya menjaga (agar) saya tidak menjadi presiden, karena enggak ada presiden yang membangun jalan pakai uang pribadi," katanya kemudian tertawa.
Menurutnya saat ini rakyat Indonesia membutuhkan presiden yang suka berbagi kebaikan.
"Kita itu butuh presiden yang berbagi kebaikan, mengkampanyekan kebaikan. Bukan menjadi tempat pertarungan untuk memperebutkan atau menghabiskan sumber daya," ucap Joko.