Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Dua Tahun Kasus Rudapaksa Bocah 9 Tahun Buram, Kapolres Sragen yang Baru : Ada Beberapa Kendala

Ada kendala dalam mengungkap kasus rudapaksa yang dialami W (11) warga Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi pencabulan anak di bawah umur 

"Sehingga rasanya sedih karena kita juga punya anak, kita jalan terus, permasalahannya kita kesulitan untuk menentukan tersangkanya," jelas dia.

Mengalami Trauma Berkepanjangan

Bocah 9 tahun warga Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen hingga kini masih mengalami trauma mendalam.

Ya, kejadian pahit yang dialaminya hampir dua tahun itu masih teringat jelas, dibenak W, yang kini berusia 11 tahun.

W mengalami rudapaksa sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan di rumah kosong dan yang kedua dilakukan di toilet balai desa setempat.

Betapa tidak menjadi luka secara psikologis, W terpaksa menuruti nafsu S (38) yang disertai ancaman, jika tidak menurut orangtuanya akan menerima tindakan yang negatif.

Tak berselang lama, W diajak bermain oleh P (15) seorang anak perempuan.

Namun, bukannya bermain, W diajak pergi toilet balai desa dan disitu sudah menunggu tiga pria yang tak ia kenal, dan W diminta melayani nafsu salah satu pria itu yang tak dikenal.

Penanganan kasus W hingga kini masih belum menemukan titik terang, dan penyidik masih mengumpulkan barang bukti yang cukup untuk menetapkan terduga pelaku sebagai tersangka.

Pemeriksaan kembali dijalani W di unit PPA Polres Sragen, pada Kamis (20/5/2022).

Baca juga: Curhat Pilu Ayah di Sragen: Kasus Putrinya Dirudapaksa Mandek 2 Tahun, Ayah Diteror, Anak Dibully

Baca juga: Penjualan Daging Sapi di Sragen Belum Terpengaruh Merebaknya Wabah PMK yang Jangkiti Ternak

W datang bersama kedua orangtuanya dan didampingi kuasa hukum dari LBH Mawar Saron Solo.

Pengacara W, Andar Beniala Lumbanraja mengatakan sebelum menjalani pemeriksaan, W sempat menangis.

"Dia sempat nangis, karena takut, kita keluarkan dulu dari ruang unit PPA, saya tenangin dan minta untuk didampingi ibunya," katanya kepada TribunSolo.com.

Andar mengatakan W menangis karena merasa takut, bisa karena mengingat kejadian pahit yang ia alami.

Selain itu, W mungkin juga merasa bosan karena selalu ditanya dengan pertanyaan yang sama selama dua tahun ini.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved