Berita Karanganyar Terbaru

Tokoh Daerah Karanganyar Mulai Panasi Mesin Sambut Pemilu Serentak 2024, Ini Pandangan Pengamat  

Banyak tokoh di Karanganyar saat ini tengah memanasi mesin untuk Pemilu Serentak 2024. Hal itu terlihat seperti yang ada di Jalan Lawu, Karanganyar. 

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Tokoh di Karanganyar memasang baliho di Jalan Lawu, seperti diketahui saat ini semakin mendekati Pemilu Serentak 2024. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Banyak tokoh di Karanganyar saat ini tengah memanasi mesin untuk Pemilu Serentak 2024

Hal itu terlihat seperti yang ada di Jalan Lawu, Karanganyar

Di lokasi tersebut banyak terpampang baliho yang terdapat wajah tokoh-tokoh Karanganyar, baik ketua partai, anggota dewan, hingga tokoh lainnya.

Baca juga: Siapa Benny K Harman? Anggota DPR dari Demokrat yang Tampar Karyawan Resto, 3 Kali Gagal di Pilkada

Baca juga: Rekam Jejak Hercules: Dulu Menangkan Anies di Pilkada DKI 2017, Kini Jadi Tenaga Ahli Pasar Jaya

Melihat hal tersebut, Pengamat Psikologi Politik UNS Abdul Hakim mengatakan, fenomena tersebut terjadi lantaran saat ini sudah mendekati masa pemilu serentak. 

"Marak baliho tokoh-tokoh politik daerah gak lepas dari rentang yang semakin dekat dengan Pemilu Serentak 2024," kata Abdul Hakim kepada TribunSolo.com, Selasa (31/5/2022).

Abdul Hakim menuturkan, hal ini juga dipengaruhi panasnya politik di tingkat Nasional. 

Para tokoh di daerah ini juga mengikuti gejolak yang terjadi di tingkat pusat.

Baca juga: Kumpulan 25 Link Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Begini Cara Membuatnya

Namun, dari sisi psikologi politik, perhatian masyarakat itu juga terbatas, artinya tidak bisa langsung menerima atau mengenal sosok di daerah. 

"Saya tidak yakin bahwa kampanye yang dilakukan tokoh-tokoh daerah, benar-benar tertangkap oleh pemilih, karena masyarakat masih terfokus pada Capres dan Cawapres sehingga perhatian masyarakat ke tokoh-tokoh daerah sedikit," tutur Abdul Hakim.

Dia menyarankan, kepada sejumlah tokoh daerah untuk berkolaborasi dengan kampanye partai politik maupun tokoh nasional.

Ia menjelaskan, di dalam mekanisme Pemilu serentak pada tahun 2024, masyarakat lebih condong melihat sosok calon Presiden/Calon Wapres ketimbang Calon Kepala Daerah/Calon Wakil Kepala Daerah.

"Saat ini tidak bisa lagi mereka kampanye secara independen, paling tidak kolaborasi dengan parpol atau tokoh nasional lainnya," pungkas Abdul Hakim. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved