Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Bank Plecit Resahkan Warga Dukuh Gandekan Klaten: Dapat Intimidasi, Tanah Sampai Terancam Dijual

Warga Dukuh Gandekan, Kelurahan Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten merasa resah dengan adanya Bank Plecit di wilayahnya. 

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tribunnews
Ilustrasi Uang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Warga Dukuh Gandekan, Kelurahan Geneng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten merasa resah dengan adanya bank plecit di wilayahnya. 

Sebab, beberapa warga yang menjadi nasabah bank plecit tersebut mendapat intimidasi karena telat melakukan pembayaran angsuran utang.

Tindakan meresahkan sejumlah oknum penagih utang bank plecit itu terungkap dari laporan Ketua RW 06, Dukuh Gandekan, Kelurahan Geneng, Kecamatan Prambanan, Winardi, Minggu (5/6/2022) di rumah korban bank plecit.

Baca juga: Inilah Bengisnya Bos Bank Plecit Wonogiri yang Aniaya Nasabah : Diinjak, Disiram Air hingga Dijambak

Baca juga: Ini Identitas 3 Orang Bank Plecit Wonogiri yang Diduga Aniaya Ibu Hamil, Polisi : Satu Orang Owner

“Yang jelas bank plecit ini sangat meresahkan sekali, karena mereka yang mendapat keuntungan, kita selaku pamong itu dibawa-bawa terus," ungkapnya kepada awak media. 

"Hampir 60 persen warga di wilayah saya itu jadi korban bank plecit,” tegasnya.

Sekitar 30 Bank Plecit, beroperasi di wilayah tersebut. 

“Jumlahnya ada sekitar 30 yang mengaku koperasi di wilayah saya ini," ujarnya.

Baca juga: Sedihnya Hartanto, Sang Istri Alami Keguguran Usai Diseret & Dianiaya Oknum Bank Plecit di Wonogiri

"Untuk modus sistem peminjamannya itu variatif, ada pinjam 1 juta, terima 900 ribu, bayar 100 ribu sebanyak 12 kali per minggu. ada juga yang pinjam 1 juta, terima 1 juta, bayar 100 ribu sebanyak 13 kali per minggu," jelasnya.

Winardi mengaku pernah turun langsung menangani persoalan tersebut. 

Ia mencatat, sebanyak 60 persen warganya berutang pada rentenir dan bank plecit.

“Itu saya pernah nanganin langsung, kita pernah berbenturan langsung, karena ada salah satu warga yang merasa dimaki-maki oleh debt colector. Untuk korbannya di wilayah saya kurang lebih ada 60 persen,” ujarnya. 

Tak tanggung-tanggung, akibat terlilit hutang dengan bank plecit. Membuat rumah atau tanah milik warganya terancam dijual.

Baca juga: Geramnya Jekek, Dengar Ada Kasus Bank Plecit Aniaya Nasabah di Wonogiri: Tidak Manusiawi

Karenanya dirinya meminta sebuah LSM bersama kuasa hukum R. Subekti agar menangani persoalan bank plecit berkedok koperasi di kampung tersebut. 

“Di tempat saya ada beberapa rumah dan tanah yang terancam dijual karena bank Plecit ini," kata Winardi. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved