Berita Solo Terbaru
Hanya 9 Tahun Sekali, Fenomena Langka Supermoon Bisa Disaksikan Warga Solo Raya, Asal Cuaca Cerah
Fenomena Supermoon dikabarkan akan terlihat di langit Indonesia pada Selasa (14/6/2022) besok. Momen langka ini terjadi 9 tahun sekali.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Fenomena Supermoon dikabarkan akan terlihat di langit Indonesia pada Selasa (14/6/2022) besok.
Fenomena tersebut termasuk dalam fenomena langka atau jarang terjadi.
Karena hanya terjadi pada kurun waktu 9 tahun sekali.
Baca juga: Menurut Ramalan Primbon Jawa, 5 Weton Ini Diprediksi Cocok dan Sukses Jadi Pedagang
Baca juga: Juni-Juli Solo Dibanjiri Konser : Habis Denny Caknan & NDX AKA, Ariel & NOAH Akan Hibur Penggemarnya
Kepala Observatorium Ponpes Assalam, AR Sugeng Riadi, menjelaskan fenomena tersebut bisa disaksikan secara kasat mata oleh masyarakat, termasuk warga Solo Raya.
Namun dengan satu syarat, cuaca pada saat terjadinya fenomena itu sedang bagus.
Dalam artian tidak mendung maupun turun hujan.
"Bisa dilihat secara kasat mata, tidak perlu alat aneh-aneh. Dipotret menggunakan kamera HP juga bisa, asalkan tidak hujan," kata dia, kepada TribunSolo.com, Senin (13/6/2022).
Dia menerangkan, bahwa fenomena supermoon sendiri sejatinya merupakan fase dimana bulan mencapai bulan purnama.
Baca juga: Rentetan Bayi Dibuang di Solo Raya : 1 Bayi Hidup, 3 Bayi Tak Bernyawa Mengambang di Bengawan Solo
Baca juga: Jadwal Belum Ada di Web Dream Theater, Gibran Pastikan John Petrucci Cs Manggung di Solo
Fase-fase bulan sendiri, mulai dari bulan sabit hingga bulan purnama, bisa dilihat secara kasat mata oleh manusia tanpa bantuan alat apapun.
"Di Bulan Juni ini, terjadinya bulan purnama ya jatuh pada besok itu. Tapi kebetulan, bulan purnama kali ini jarak bulan dengan bumi lebih dekat sehingga seolah-olah menjadi lebih besar," terang dia.
Dalam istilah astronomi, nama bulan purnama terdekat biasanya disebut dengan perigee.
Adapun jarak bumi dan bulan pada fase itu sekitar 357 ribu kilometer.
Ketika memasuki fase tersebut, kata dia, seolah-olah ukuran bulan menjadi sedikit lebih besar.
Menurutnya, banyak yang sudah membandingkan ukuran bulan pada fase itu.
"Dampaknya pada fase itu memang ada, misalnya pasang surut air laut kan terjadi pada fase itu. Memang ada pengaruhnya," jelas dia.
(*)
