Berita Wonogiri Terbaru
Mengenal Dusun Mandeyan, Kampung Penjagal di Wonogiri: Kebanyakan Warga Punya Skill Menjagal Sapi
Di Wonogiri, terdapat satu dusun yang dikenal sebagai kampung jagal. Sebab, sebagian besar warga mempunyai keahlian menjagal sapi.
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Di Wonogiri, terdapat satu dusun yang dikenal sebagai kampung jagal.
Sebab, sebagian besar warga mempunyai keahlian menjagal sapi.
Wilayah tersebut yakni Dusun Mandeyan, Desa Pucanganom, Kecamatan Giritontro.
Selain banyak warga yang memiliki keahlian menjagal sapi, ada sejumlah warga yang memiliki usaha penjualan daging sapi.
Baca juga: Pria Wonogiri Hilang Misterius : Masuk Dimensi Gaib, Warga Sampai Ritual, Pulang-pulang Linglung
Baca juga: Awasi Lalu Lintas Hewan Kurban Jelang Idul Adha, Polres Wonogiri Bakal Dirikan Pos Pantau
Kades Pucanganom, Sukino, menyebut keahlian warga setempat yang bisa menjagal sapi sudah dikenal sejak lama, yakni sekitar tahun 1980-an.
"Warga yang mempunyai keahlian jagal sapi itu sekitar 80 persen. Jadi hampir semua warga di sana bisa menyembelih dan mengelola sapi," kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (15/6/2022).
Menurutnya, keahlian jagal itu sudah turun-temurun sejak nenek moyang.
Banyak generasi muda yang meneruskan keahlian itu.
Para generasi muda mendapatkan keahlian itu secara otodidak.
Dimana awalnya hanya ikut orang tua kemudian diajari cara menjagal.
Sukino menyebut, jagal-jagal dari Dusun Mandeyan sering dipanggil keluar daerah untuk menjagal sapi kurban.
Tak hanya diminta sampai ke Solo, tapi permintaan juga datang dari Jakarta.
Baca juga: Mobil Mendadak Berhenti Bikin Kaget Warga Pracimantoro Wonogiri, Ternyata Sopir Sudah Tak Bernyawa
Baca juga: Kuliner Legendaris Wonogiri: Opor Ayam Kampung Bu Rumi, Daging & Sayur Khas Giriwoyo Bikin Ketagihan
Dia mengaku menjadi salah satu saksi kejayaan jagal sapi di Mandeyan pada masa itu.
Sebab ia ikut menyembelih sapi di salah satu pemilik jagalan sapi.
Saat itu ia pernah memotong hewan sebanyak 20 ekor pada malam Idul Fitri.
"Biasanya dalam satu tim ada enam orang. Kadang juga satu ekor sapi digarap 2 atau 3 orang. Saya pernah garap tiga ekor sapi sendiri," jelasnya.
Dia menuturkan, biaya jagal sapi mulai pemotongan hingga bersih, serta daging sudah dipotong-potong sebesar Rp400.000 sampai dengan Rp 500.000.
Menurutnya, tidak ada alat khusus yang digunakan warga.
Pisau yang digunakan untuk menjagal hanya beli dari pasar yang berkualitas bagus.
Baca juga: Viral di Twitter: Warga Wonogiri Hilang Sejak April Lalu, Keluarga Dimintai Tebusan Rp 40 Juta
Dikatakan Sukino dusun ini sempat memasuki masa kejayaan warga yang berjualan daging sapi hasil menyembelih sendiri.
Itu sekitar tahun 1990-2010.
"Kalau sekarang hanya tinggal empat tempat yang menjual daging sapi. Itu sudah generasi kedua atau anak-anak keturunannya," ungkapnya.
"Kalau yang sesepuh atau pendirinya sudah tidak ada. Sekarang juga ada yang menyambi motong ayam juga," pungkas Sukino.
(*)