Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Khilafatul Muslimin di Solo

Kesaksian Warga Soal Keberadaan Khilafatul Muslimin di Wonogiri: Tertutup, Ditolak Masyarakat

Keberadaan organisasi keagamaan Khilafatul Muslimin di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Wonogiri ternyata ditolak oleh warga.

TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Markas Khilafatul Muslimin di Wonogiri ditutup dan dipasangi garis polisi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Keberadaan organisasi keagamaan Khilafatul Muslimin di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Wonogiri ternyata ditolak oleh warga.

Seperti diketahui sejak awal warga setempat sudah tidak cocok dengan ajaran yang disampaikan oleh organisasi tersebut disana.

Sebab di awal-awal organisasi tersebut masuk, pernah menggelar pengajian dan mengundang warga. Disitu, warga mulai mengetahui ajaran yang disampaikan.

Baca juga: Setelah Periksa 5 Pentolan Khilafatul Muslimin, Polisi Lanjutkan Panggil Anggota Lain 

Baca juga: Awal Mula Organisasi Khilafatul Muslimin Berdiri di Wonogiri: Sempat Gelar Pengajian & Undang Warga

Bahkan, sekolah tersebut sudah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar. Awalnya hanya empat murid saja, seiring berjalannya waktu, jumlah murid bertambah menjadi 15 anak.

Salah satu warga sekitar, Sutrisno (55) mengaku tidak mengenal satu pun orang yang berada di sekolah milik organisasi tersebut.

Menurut kesaksiannya, orang-orang kelompok Khilafatul Muslimin yang berada di sekolah tersebut tidak pernah berinteraksi dengan warga.

"Orang-orangnya tertutup, jadi tidak kenal siapa orangnya. Begitu juga dengan anak-anak yang disana. Semua warga tidak sepakat dengan ajaran disana," kata dia, kepada TribunSolo.com, Kamis (16/6/2022).

Baca juga: Terungkap Sudah, Inilah Jati Diri Khilafatul Muslimin, Pengamat : Pecahan Organisasi Terlarang NII

Sutrisno mengatakan, ada usaha untuk mengajak warga setempat untuk bergabung dengan kegiatan di organisasi itu, namun dia tidak berani ikut.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Rudiyanto mengatakan dirinya sendiri pernah mengikuti kegiatan pengajian yang digelar kelompok itu sekitar tahun 2016 silam.

"Kalau tidak mau baiat, nanti mati dalam kegelapan atau jahiliyah. Walaupun selama hidup salat, puasa, amal, haji dan lain-lain. Kata pengisi pengajiannya seperti itu, saya tidak kenal," jelasnya.

Menurutnya, warga saat itu berpikiran pengajian yang digelar hanya pengajian biasa. Namun keanehan muncul saat membahas kewajiban baiat.

Baca juga: Terungkap Sudah, Inilah Jati Diri Khilafatul Muslimin, Pengamat : Pecahan Organisasi Terlarang NII

Bahkan, saat itu ada warga yang bertanya dalam pengajian malah dibentak. Selain itu diberi ketegasan jika tidak dibaiat maka akan mati dalam kegelapan.

Soal aktivitas di kelompok itu, kata dia, sehari-hari biasanya siswa mengaji hingga berolahraga. Selain itu, terkadang siswa diajak ke sawah untuk jalan-jalan.

Orang-orang yang berada di organisasi tersebut juga disebutnya jarang bersosialisasi dengan warga setempat, itu yang membuat warga tidak nyaman.

"Warga memang tidak mau ada sekolah ini. Sudah memberi pernyataan kepada pihak terkait juga. Setelah ini dibubarkan, warga juga langsung memasang spanduk (penolakan) disini, saya juga ikut waktu itu. Banyak warga yang ikut,"  tandas dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved