Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Cara Pemprov Ajak Warga Ganti Beras sebagai Makanan Pokok: Gelar Lomba Cipta Menu di Karanganyar

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus mendorong masyarakat untuk mencari bahan makanan pengganti beras di Jawa Tengah. 

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Penampakan juara 1 lomba Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) Karanganyar di Pendopo Bupati Karanganyar, Selasa (21/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus mendorong masyarakat untuk mencari bahan makanan pengganti beras di Jawa Tengah. 

Hal itu dilakukan agar masyarakat Jateng tidak bergantung pada beras yang masih menjadi makanan pokok.

Koordinator Seksi Konsumsi Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Eko Riyanto mengatakan ketergantungan masyarakat Jawa Tengah pada konsumsi beras terhitung tinggi.

Baca juga: Penutupan Pasar Hewan Sapi Bukan Solusi Tepat Atasi PMK, Inilah Alasan Pimpinan DPRD Karanganyar

Baca juga: DPRD Karanganyar Ungkap Cara Obati Sapi Terpapar PMK: Isolasi, Berikan Obat Herbal hingga Gula Jawa

Yaitu 88,6 kilogram per kapita per tahun per satu orang.

"Angka ini termasuk cukup tinggi, jika tak dibiasakan menyantap makanan pokok lain, dikhawatirkan situasi bergejolak saat terjadi paceklik," ucap Eko Riyanto kepada TribunSolo.com, di rumah dinas bupati Karanganyar Selasa (21/6/2022).

Eko menyebut perubahan iklim secara ekstrem bisa memicu penurunan produksi tanaman pangan, termasuk beras.

"Saat terjadi bencana alam atau perubahan iklim dan serangan hama yang menyebabkan paceklik beras, maka akan kesulitan mencari komoditas itu, akhirnya kolaps, padahal kebutuhan makanan pokoknya beras, " ujar Eko.

"Nah, sebisa mungkin mengonsumsi variasi makanan pokok atau membiasakan mengganti beras dengan lainnya," tambahnya.

Baca juga: Geger Temuan Tengkorak di Jaten Karanganyar, Setelah Diselidiki Ternyata Kerangka Primata 

Baca juga: Petaka Rabu Pagi di Jalan Tol Solo - Ngawi Karanganyar, Bus Eka Tabrak Truk: Dua Orang Luka-luka 

Ketergantungan konsumsi menyulitkan pemerintah menyudahi impornya. 

Karenanya konsumsi non beras harus terus digalakkan supaya mengurangi problem ketergantungan komoditas tersebut. 

Acara lomba cipta menu 2022 Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) disebutnya sebagai salah satu cara mendorong masyarakat mengganti beras.

Dalam program B2SA, pihaknya telah mendorong keluarga menyediakan menu kreatif yang disukai.

Bahkan kalangan pengusaha kuliner dapat menggunakan bahan non beras penunjang menu yang disukai kaum milenial.

"Sebagai mocaf (tepung singkong) sudah dikembangkan di Karanganyar dan Wonogiri, tepung ini diolah menjadi berbagai makanan seperti mi dan kue," kata Eko.

Selain itu, pihaknya telah mendampingi dalam proses pembuatan beras analog jagung. 

Baca juga: Tangga Gunung Lawu Dibangun & Diberi Lampu, Bupati Karanganyar : Tak Ada Lagi Pendaki yang Tersesat

Baca juga: Nasib 21 Tempat Usaha yang Berdiri di Atas Tanah Kas Desa Karanganyar Harus Tutup, Disegel Satpol PP

Beras tersebut dibentuk seperti bulir-bulir beras dengan bahan dari jagung. 

"Sudah ada yang jual beras analog jagung, bahan murni dari jagung tapi dibentuk mirip bulir padi, bikin kenyang lebih lama, enggak seperti nasi beras yang cepat diserap tubuh, konsumsi beras analog juga lebih sehat," ujar Eko.

Meskipun pihaknya telah berupaya seperti itu, produk makanan non beras masih sepi peminat.

Selain masih terdengar asing di telinga masyarakat, harganya masih relatif lebih mahal dibanding beras. 

"Kami saat ini tetap berupaya untuk memberikan opsi pengganti beras sebagai makanan pokok dengan menggelar lomba B2SA Karanganyar di Pendopo Bupati Karanganyar," ungkap Eko.

Sementara itu, tersaji berbagai menu kreatif non beras dalam lomba B2SA Karanganyar yang diikuti 17 kelompok peserta. 

Juara I diraih Desa Jatiharjo, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.

Baca juga: Beda Keterangan Kapolres Boyolali-Karanganyar soal Wilayah Hukum Suporter PSIS Jadi Korban Sajam

Kelompok nomor urut 7 ini menyajikan kudapan siang dan menu santap siang bagi keluarga muda. 

Tersedia makanan untuk dewasa, ibu hamil dan balita dari bahan tepung mocaf dan ikan. 

Selain menunya kreatif, kelompok ini memenangkannya karena belanja paling hemat. 

"Bahan-bahan maksimal hanya Rp 70 ribu, resep bernutrisi harus terpenuhi, kami membuat kudapan siang moci gulung, minumnya jus jambu merah, ada nasi onigiri dari singkong, tempura mocaf, untuk balita ada sup sawi berkuah," kata Ketua Kelompok Parti Agus Waluyo.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved