Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Info Kesehatan

Bahaya Kebiasaan Begadang : Berisiko Depresi, Stroke hingga Kematian Mendadak

Begadang otomatis membuat seseorang beraktivitas pada malam. Mulai belajar, bekerja, olahraga, bahkan sekadar menonton dan bermain.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
net
Ilustrasi 

Seringkali begadang dibarengi dengan kebiasan mengkomsumsi cemilan maupun makanan berat.

Hal ini membuat organ pencernaan yang seharusnya beristirahat tetap bekerja. dr Wardah mengungkapkan, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan GERD.

“Sekarang itu banyak anak muda yang terkena GERD atau asam lambung meningkat. Salah satunya, disebabkan oleh begadang,” tutur dokter saraf Rumah Sakit Universitas Airlangga ini.

Selain itu, begadang akan membuat seseorang kehilangan kebutuhan tidurnya. Jam tidur yang berkurang tersebut akhirnya menyebabkan kantuk sehingga menurunkan kinerja seseorang saat pagi.

Baca juga: Sudah Sebulan Pisah Rumah, Angga Wijaya Angkat Kaki dari Rumah Dewi Perssik Tanpa Pamit

“Kalau kinerjanya menurun, akhirnya dia akan punya kebiasaan minum kopi. Kopi tentu saja dengan segala plus minus-nya, kalau dalam jumlah yang banyak akan berefek meningkatkan tensi dan penyakit jantung,” jelasnya.

Selain itu, kebiasaan begadang dapat membuat seseorang depresi hingga kematian mendadak.

Begadang otomatis membuat seseorang beraktivitas pada malam.

Mulai belajar, bekerja, olahraga, bahkan sekadar menonton dan bermain.

Hal tersebut membuat hormon kortisol yang seharusnya rendah pada malam hari secara otomatis meningkat.

“Orang yang kortisolnya tinggi akan mudah stres dan depresi. Keesokan paginya dia baper. Mudah marah, mood-nya ga stabil. Apalagi dia main game online ya, menang jadi lebih excited. Kalah pun dia marah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kortisol yang meningkat memicu denyut jantung meningkat. Selain itu juga kortisol dapat menyebabkan hipertensi.

“Kortisol meningkat, ditambah dengan ngopi, ngemil, ngerokok. Nah, ini yang meningkatkan banyak kejadian serangan stroke dan jantung saat bangun tidur pagi, atau sudden death,” ujar Ahli Sleep Disorders tersebut. (*)

(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini)

 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved