Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Selain Pertalite dan Solar, Beli Gas Elpiji 3Kg Nantinya Juga Wajib Pakai MyPertamina

Rencana pembelian gas elpiji menggunakan MyPertamina akan dilakukan untuk menekan konsumsi LPG 3kg yang merupakan barang bersubsidi.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
ILUSTRASI Gas LPG 3Kg, Sabtu (4/5/2019). Pemerintah sudah mewacanakan pembelian gas elpiji nantinya juga pakai aplikasi MyPertamina. 

TRIBUNSOLO.COM -- Selain Pertalite dan Solar, Pertamina ki9ni berencana menerapkan pembelian LPG 3kg menggunakan aplikasi MyPertamina.

Rencana pembelian LPG 3Kg menggunakan aplikasi MyPertamina ini disampaikan oleh Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo.

Menurut Ega, rencana pembelian gas elpiji menggunakan MyPertamina akan dilakukan untuk menekan konsumsi LPG 3kg yang merupakan barang bersubsidi.

Jika menggunakan MyPertamina, penyaluran komoditas itu akan lebih tepat sasaran.

Baca juga: Kenapa Masyarakat Sampai Harus Pakai Aplikasi MyPertamina buat Beli BBM? Ini Alasan Pertamina

“Untuk LPG sebetulnya sama kita minta juga untuk register (lewat aplikasi MyPertamina),” kata Mars dalam sebuah webinar, Rabu (29/6/2022).

Dirinya lantas menyebut, pembelian LPG 3kg dengan MyPertamina sudah lebih dulu diuji coba, dibanding Pertalite.

Pemerintah dalam hal ini menggunakan basis data konsumen melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial.

"Sebetulnya LPG sudah kami lakukan uji coba di 114.000 penduduk menggunakan aplikasi MyPertamina. Alhamdullilah sekarang sudah masuk di tahap ke-6,” ujar Mars.

“Kita menggunakan basis data DTKS, tapi nanti kita kembalikan ke pemerintah apakah menggunakan DTKS atau pemerintah akan menggunakan skema seperti BBM yang me-register, masyarakat di-register. Nanti kita sebagai badan usaha menyesuaikan,” tambahnya.

Baca juga: Jokowi Mengaku Kesulitan Pertahankan Harga BBM, Gas dan Listrik Agar Tetap Murah

Sementara itu, uji coba pembelian LPG dengan MyPertamina mulai dilakukan sejak Maret 2022 lalu dan saat ini memasuki Tahap 6.

Uji coba ini melibatkan 5 kota/kabupaten, 96 pangkalan, 18.307 keluarga penerima manfaat (KPM), dan waktu uji coba pekan ke-1 Juli – pekan ke-4 Juli 2022.

Namun memang belum ada informasi resmi kapan kebijakan tersebut akan diberlakukan secara luas. 

Sebab sampai sekarang masyarakat masih bisa membeli LPG 3kg dengan bebas di warung-warung.

Baca juga: Cara Cek Pengajuan Akun MyPertamina untuk Beli Pertalite dan Solar, Ternyata Ada Kemungkinan Ditolak

Pemerintah sendiri memang sudah menyiapkan subsidi energi untuk BBM dan LPG sejumlah ratusan triliun tahun ini. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak semakin terbebani dengan harga-harga yang sudah tinggi.

Namun, penambahan anggaran subsidi sebenarnya hanyalah strategi jangka pendek pemerintah.

Untuk jangka panjang, pemerintah tengah menggodok skema pemberian subsidi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Sebab menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, LPG 3kg dan BBM yang disubsidi, justru lebih banyak dinikmati kalangan mampu.

Baca juga: Harga LPG Naik, Banyak Bos Rumah Makan di Sragen Nyerah, Terpaksa Beli Elpiji Melon

“Kalau kita lihat bagaimana manfaat yang diterima masyarakat terhadap LPG memang terlihat sekali dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat dengan justru kelompok yang mampu,” kata Febri saat Rapat bersama Banggar
DPR RI, Selasa (14/6/2022).

Berikut adalah fakta-fakta seputar subsidi LPG dan BBM yang disampaikan Febrio kepada DPR:

1. Lebih banyak dinikmati orang kaya

Febrio menyatakan, empat desil masyarakat termiskin ternyata hanya menikmati subsidi LPG tiga kilogram sebesar 23,3 persen dari total subsidi. Sedangkan empat desil terkaya menikmati 57,9 persen dari total LPG bersubsidi.

2. LPG mayoritas dari impor

Ia menyampaikan, 80 persen dari total.LPG Yann diimpor, digunakan untuk LPG kemasan 3kg.

3. Membebani keuangan negara

Febrio menjelaskan, harga komoditas energi semakin meningkat akibat konflik geopolitik namun Harga Jual Eceran (HJE) tetap Rp4.250 per kilogram sejak 2010. Padahal seharusnya dijual sesuai harga keekonomiannya sebesar Rp19.609 per kilogram.

“Ini menunjukkan besarnya beban dari subsidi LPG yang kita lakukan tapi ini keputusan dari kita bersama untuk menjaga daya beli di tengah ketidakpastian 2022,” ujar Febrio.

4. Konsumsi LPG 3kg makin naik

Tahun ini, konsumsi LPG bersubsidi diproyeksikan mencapai 7,82 juta metrik ton, sedangkan konsumsi LPG non subsidi sebesar 0,58 juta metrik ton.

5. Orang kaya "minum" BBM paling banyak

Febrio mengungkap, 60 persen masyarakat terkaya menikmati hampir 80 persen dari total konsumsi BBM bersubsidi atau 33,3 liter per rumah tangga per bulan.

6. Orang miskin "minum" BBM sedikit

Selanjutnya, disebutkan 40 persen masyarakat terbawah hanya menikmati konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 17,1 liter per rumah tangga per bulan.

Bahkan selisih antara harga penetapan dengan harga keekonomian dari BBM jenis solar saat ini sangat tinggi yakni Rp5.150 untuk harga penetapan dan keekonomian Rp12.170.

“Nah ini lah yang menjadi evaluasi bagi kita untuk semakin bisa pertajam kebijakan subsidi ke depan,” ucap Febrio.

Febrio mengatakanhal tersebut pada akhirnya mendorong pemerintah untuk menyusun kebijakan subsidi yang lebih tajam yaitu penggantian dari subsidi terbuka menjadi berbasis orang. (*)

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved