Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Geramnya Petani di Sragen Ini Lihat Ladang Cabainya Diacak-acak: Buah Diambil, Batang Dipatahkan

Orang tak dikenal mengacak-acak ladang cabai milik Warsono, warga Desa Kalimacan, Kalijambe, Sragen.Tak hanya cabainya diambil, tapi batangnya dirusak

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Harga komoditas cabai di Pasar Bunder Sragen meningkat memasuki musim penghujan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tanaman cabai milik petani di Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen diacak-acak orang tak dikenal.

Pemilik ladang, Warsono mengatakan hendak mentraktor tanah yang berada di samping ladang cabai miliknya pada Sabtu (2/7/2022), sekira pukul 06.00 WIB.

Tetapi dia terkejut melihat batang cabai di ladangnya patah.

Jumlah pohon cabai yang dirusak pun mencapai ratusan.

Baca juga: PPDB 2022 : Puluhan SMP Negeri di Sragen Masih Kekurangan Murid, Disdikbud Ungkap Penyebabnya

Baca juga: Potret Prosesi Mitoni Menantu Pertama Bupati Sragen : Dibalut Suka Cita, Digelar Memakai Adat Jawa

"Setelah saya sampai lokasi, terus saya kaget, saya amati banyak pohon cabai yang patah jumlahnya ratusan, jadi tidak hanya ambil cabainya saja," ujarnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (2/7/2022).

Kemudian dia melapor ke Bhabinkamtibmas dan Babinsa desa setempat.

Menurut Warsono, kejadian ini baru pertama kali dialaminya.

Tak hanya dirinya yang merasa geram, karena kejadian serupa ternyata juga dialami oleh tetangganya.

"Ditempat tetangga saya dua titik itu juga sama, dirusak dan dicuri," kata Warsono.

Sebenarnya Warsono tak terlalu mempermasalahkan kerugian akibat perbuatan orang tak dikenal itu.

Baca juga: Kisah Anik Purwanti, Mantan TKW Asal Sragen : Pernah Kena Tipu Hingga Sukses Jualan Jamur Crispy

Baca juga: Parahnya Jalan Solo-Purwodadi Saat Hujan, Warga Sumberlawang Sragen : Itu Jalan Apa Sawah

Namun dia merasa kecewa karena batang pohon cabainya dipatahkan.

"Tidak masalah berapa kerugiannya sebenarnya, kecewanya kenapa batangnya yang dipatahkan, karena saya baru 4 kali panen, sedangkan puncak panen terbaik di petikan ke-7 dan ke-8," jelasnya.

Perkiraan Warsono, perbuatan yang melatarbelakangi ini terkait dengan harga cabai yang melambung tinggi.

"Iya, kemungkinan itu, dulu pas harga cabai Rp 2.000 saya suruh metiki, nggak usah dikasihkan ke saya tidak ada yang mau," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved