Berita Sragen Terbaru
PPDB 2022 : Puluhan SMP Negeri di Sragen Masih Kekurangan Murid, Disdikbud Ungkap Penyebabnya
Kekurangan siswa-siswi ternyata terjadi di Sragen meski tahapan PPDB tahun ajaran baru 2022/2023 sudah ditutup. Puluhan SMP Negeri disebut terdampak
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tahapan Peneriman Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022 usai pada hari ini, Sabtu (2/7/2022).
Hari ini merupakan batas daftar ulang setelah dilakukan prosesi pendaftaran hingga pengumuman pada beberapa waktu lalu.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sragen, Prihantomo mengatakan ada 22 SMP Negeri di Kabupaten Sragen yang kekurangan siswa.
Baca juga: Potret Prosesi Mitoni Menantu Pertama Bupati Sragen : Dibalut Suka Cita, Digelar Memakai Adat Jawa
Baca juga: Kisah Anik Purwanti, Mantan TKW Asal Sragen : Pernah Kena Tipu Hingga Sukses Jualan Jamur Crispy
"Pengumuman sudah kemarin, 22 sekolah (SMP) rata-rata hanya kekurangan beberapa siswa, ada yang cukup banyak," ujarnya kepada wartawan.
Saat pendaftaran, sekolah berhak mengajukan akan menerima berapa siswa pada PPDB yang akan dilaksanakan.
Biasanya sekolah mengajukan jumlah rombongan belajar yang bisa diterima berdasarkan jumlah ruang kelas yang tersedia.
Kekurangan siswa ini disebutnya terjadi karena sekolah kurang memperhatikan jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) di sekitarnya yang semakin berkurang.
"Terkadang juga sekolah tersebut pernah menerima 6 kelas, yang tidak dikurangi sampai sekarang, acuan masih sama, padahal jumlah lulusan saat ini juga berbeda," terangnya.
Baca juga: Parahnya Jalan Solo-Purwodadi Saat Hujan, Warga Sumberlawang Sragen : Itu Jalan Apa Sawah
Baca juga: Lupa Matikan Kompor, Dapur Sekolah di Sumberlawang Sragen Ludes Terbakar, Sempat Gegerkan Warga
Prihantomo menerangkan sekolah di pinggiran Kabupaten Sragen-lah yang kebanyakan mengalami kekurangan siswa.
Seperti di SMPN 2 Sumberlawang dari 5 kelas baru terisi 2 kelas lebih sedikit.
Dia meminta kepada para guru pengajar untuk membuat inovasi baru agar tetap diminati siswa yang ada di zonasinya.
Terutama memperbanyak kegiatan non akademik atau ekstrakurikuler yang menunjang bakat yang dimiliki para siswa.
Baca juga: Siasati Minyak Goreng Mahal, Pelaku UMKM di Sragen Olah Jamur Crispy dengan Oven, Hemat 4,8 Liter
"Sekarang orangtua tetap mencari kualitas, dimanapun dicari, misal dibanyakin lagi kegiatan ekstrakurikulernya," jelasnya.
Kekurangan siswa juga terjadi di tingkat dasar, bahkan ada yang hanya menerima murid 10-5 siswa saja.
Namun, hal tersebut masih jauh lebih banyak jika dibandingkan tahun sebelumnya.
(*)