Berita Sragen Terbaru
Delapan Akun PPDB Calon Siswa SMAN 1 Gondang Kena Hack, Panitia: Terdeteksi Diubah oleh 2 Alamat IP
Ternyata ada sebanyak 8 akun PPDB SMA di Sragen yang diretas oleh orang tak dikenal. Sekolah sudah meneruskan persoalan ini ke Dinas Provinsi.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 1 Gondang, Kabupaten Sragen menyatakan ada 8 akun PPDB milik siswa yang diduga dihack atau diretas oleh oknum.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Gondang, Singgih Santosa.
"Ada 8 akun, berawal dari calon siswa yang awalnya sudah masuk daftar zonasi, tapi hari Jumat kurang lebih jam 16.00 WIB kok hilang, nggak masuk list daftar zonasi," ujarnya saat ditemui wartawan, Senin (4/7/2022).
Baca juga: PPDB SMA di Sragen Bikin Bingung, Siswa Tiba-tiba Pindah Jalur Pendaftaran: Nasibnya Jadi Tak Jelas
"Ada yang masuk ke SMA lain, ada yang tidak dapat Sekolah, bahkan ada yang masuk jalur prestasi," tambahnya.
Pihak sekolah sempat didatangi beberapa orang tua siswa yang merasa dirugikan dari hilangnya akun-akun mereka, namun pihak sekolah tidak dapat berbuat banyak karena mereka hanya sebatas pelaksana.
"Panitia sekolah Insya Allah tidak melakukan pengubahan, kita tanyakan ke operator di Semarang bahwa memang ada riwayat digital, bahwa akun tersebut memang membatalkan pendaftaran, kemudian daftar di sekolah lain," jelasnya.
"Padahal dari orang tua dan siswa itu ngaku tidak melakukan sama sekali, maka ini dalam tanda kutip ada semacam orang yang menyalahkan gunakan akun, ini kan perlu di telisik dan cari, agar tahun depan tidak terjadi lagi," tambahnya.
Ketua tim PPDB SMAN 1 Gondang, Hartono membenarkan jika menjelang penutupan pendaftaran ada akun yang hilang.
Akun sendiri dibuat oleh panitia PPDB yang mana username dan passwordnya kemudian diberikan kepada siswa.
Setelah diberikan, pihaknya menyarankan kepada siswa untuk mengganti password, namun ia tak bisa memastikan apakah semua siswa mengganti password mereka.
"Kemudian dari penulusuran itu menunjukkan ada 2 alamat Internet Protocol (IP) yang mengakses 8 akun tersebut," singkatnya.
"Dari 2 IP itu, 6 akun dilakukan 1 IP yang sama, dan 2 akun diakses 1 IP yang sama," kata Hartono menambahkan.
Dari IP tersebut menurut Hartono dilakukan melalui telepon pintar, yang mana dari alamat IP diakses di Jawa Timur.
Namun, ia juga belum bisa memastikan karena perangkat handphone bisa digunakan dimana saja.
"Kasus ini kita sudah laporkan langsung melalui lisan kepada Kantor Cabang wilayah VI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dan sedang kita proses laporan tertulisnya," ujarnya.
"Dari kasus ini kita juga dirugikan, maka kita sangat berharap kasus ini bisa diselesaikan, kalau memang ada oknum bisa dijerat dengan sanksi hukum karena menyangkut nama baik kita," pungkasnya. (*)