Berita Solo Terbaru
Terungkap Sudah, Alasan Napi Nekat Kabur dari Rutan Solo : Lesu karena Tak Dapat Perhatian Keluarga
Kepala Rutan Kelas 1 Solo, Urip Dharma Yoga mengatakan, sejumlah alasan pribadi menjadi dasar Rahmat Fauzi nekat melakukan percobaan melarikan diri.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Pagar tembok tua setinggi 6 meter, dan papan tulisan Rumah Negara Rutan Klas I Surakarta Kanwil Kementrian Hukum dan HAM Jawa Tengah, menjadi penanda bangunan tersebut.
Sementara pada bangunan Lapas Klas I Surakarta, pada bagian depannya sudah selesai direnovasi, dan sering dijadikan spot selfie bagi masyarakat.
Tapi, versi berbeda disebutkan Kasubsi Keuangan dan Perlengkapan Rutan Klas I Surakarta, Nupy Sigit.
Menurutnya, bangunan Rutan Solo sejak awal sudah berada di Jalan Slamet Riyadi.
"Rutan pertama kali di Slamet Riyadi. Fungsinya untuk tahanan politik waktu itu,"
"Yang depan SMP Muhammadiyah itu digunakan untuk penjara anak,"
"Sebenarnya ada juga ditempat lain juga, tapi kegunaannya di waktu itu, dan digunakan kapan, saya kurang tahu,".
"Saat ini Rutan belakang Kantor Pos sudah alih fungsi menjadi mess karyawan, bisa menampung sekitar 20 kk,".
"Dulu sempat penuh dipakai karyawan, tapi saat ini cuma beberapa saja yang menggunakan karena mungkin kemudahan transportasi," ujar Nupy.
Dulu Bernama Rumah Penjara
Kasubsi Keuangan dan Perlengkapan Rutan Solo, Nupy Sigit, mengatakan, dulu namanya belumlah Rutan Kelas I Surakarta, tapi Rumah Penjara Surakarta.
Dalam pelaksanaannya, penjara ini seolah-olah menjadi tempat untuk ajang balas dendam dari negara terhadap orang yang melakukan tindak pidana dengan cara memberikan hukuman berat.
Hingga pada tahun 1964, terjadi perubahan sistem, sehingga Rutan berubah menjadi sistem permasyarakatan yang lebih menekankan pada proses pembinaan.
"Dengan sistem pembinaan ini, para narapidana diarahkan pada segi kepribadian, sebagai perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih baik," jelasnya. (*)