Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Harga Minyak Dunia Terus Mengalami Kenaikan, Pertamina: Kenaikan Harga BBM Akan Dilakukan Bertahap

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan pihaknya bakal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara bertahap.

Miftahul Huda/Tribun Jogja
ILUSTRASI Barcode untuk aplikasi My Pertamina sudah disiapkan di SPBU Timoho, Kamis (30/6/2022). Pertamina menaikan harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex Minggu (10/7/2022). 

TRIBUNSOLO.COM - Harga minyak mentah dunia hingga kini terus mengalami tren kenaikan.

Kondisi ini pun berdampak pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.

Baca juga: Pemkab Sragen Akui Sulit Kontrol Pembelian BBM Bersubsidi dari Kendaraan Plat Merah

Untuk diketahui beberapa waktu harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex telah mengalami kenaikan.

Dilansir dari Kompas.com, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan pihaknya bakal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara bertahap. 

“Saat ini harga energi memang pada tingkat yang sangat tinggi sebagai dampak kondisi geopolitik global. Setelah 5 tahun tidak ada penyesuaian, maka dari dampak tingginya harga minyak dunia tersebut, harga BBM akan dilakukan penyesuaian secara bertahap,” kata Irto dikutip dari Kompas TV, Rabu (27/7/2022).

Bakal terjadi skenario terburuk jika tembus 200 dollar AS per barrel.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Arifin mengatakan, saat ini revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) tengah dilakukan.

Beleid tersebut ditargetkan akan rampung pada Agustus tahun ini. Dengan berlakunya Perpres tersebut, nantinya penerima BBM bersubsidi atau BBM penugasan jenis Solar dan Pertalite akan lebih tepat sasaran kepada masyarakat.

"Insya Allah (Agustus), kita harus kerja cepat ini. Item-item-nya sudah ada," kata Arifin Tasrif.

Arifin mengatakan, saat ini besaran subsidi BBM yang diberikan dengan asumsi harga minyak mentah dunia di level 100 dollar AS per barrel.

Dia bilang, jika harga minyak mencapai 200 dollar AS per barrel, bisa menjadi skenario terburuk, dan berdampak pada pembengkakan anggaran pemerintah dalam hal subsidi BBM.

“Kita waktu itu, proyeksikan di 100 dollar AS per barrel asumsinya (normalnya). Kalau nanti harga minyak mentahnya naik, kita ada skenario terburuk bisa di 200 dollar AS per barrel, ya kalikan saja dengan 2, gampang-gampangannya,” kata Arifin.

Baca juga: Kenapa Mobil Harus Daftar di Website MyPertamina untuk Dapat BBM Bersubsidi? Ini Jawaban Pertamina 

Sebelumnya, Direktur Penyusunan APBN Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Rofyanto Kurniawan menilai subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Listrik dinilai tidak efisien dalam kaitannya dengan prioritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Ini perlu menjadi kesadaran kita bersama, bahwa subsidi itu enggak efisien, seperti subsidi BBM, subsidi listrik itu tidak efisien. Jadi memang secara bertahap dan berangsur-angsur harus kita kembalikan ke harga keekonomiannya,” kata Rofyanto dalam acara Konsultasi Publik RUU APBN 2023 secara virtual, Senin (25/7/2022).

Harga Minyak Dunia Mengalami Kenaikan saat Stok Minyak Mentah AS Mulai Menurun

Harga minyak naik di awal perdagangan Asia, Rabu (27/7/2022), menyusul rilisnya data dari kelompok perdagangan industri minyak dan gas Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 67 sen atau 0,7 persen, menjadi 95,65 dolar AS per barel pada pukul 00:09 GMT.

Sementara harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen atau 33 sen menjadi 104,73 dolar AS per barel.

Data dari kelompok perdagangan AS untuk industri minyak dan gas alam, American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS turun sebanyak 4 juta barel pada pekan lalu.

Penurunan tersebut lebih tinggi dari perkiraan para analis dalam jajak pendapat Reuters, yaitu sebesar 1 juta barel.

Data API juga menunjukkan, persediaan bensin AS turun 1,1 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 3,5 juta barel.

Sementara Administrasi Informasi Energi pemerintah AS dijadwalkan akan merilis laporan minyak mingguannya hari ini.

Kenaikan harga minyak juga didorong oleh ekspektasi aliran gas yang lebih ketat di Eropa, setelah raksasa energi Rusia Gazprom mengatakan akan memotong aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman menjadi seperlima dari kapasitasnya.

Negara-negara Uni Eropa (UE) pada Selasa (26/7/2022) kemarin telah menyetujui rencana darurat untuk mengekang permintaan gas, setelah mencapai kesepakatan kompromi untuk membatasi penggunaan gas untuk beberapa negara.

Pekan lalu, Komisi Eropa mengusulkan agar ke-27 anggota UE masing-masing memotong penggunaan gas pada periode Agustus hingga Maret sebesar 15 persen. 

UE telah mendesak negara-negara anggotanya agar menghemat penggunaan gas saat ini, untuk membantu mengisi penyimpanan gas menjelang musim dingin, dan memperingatkan kemungkinan penghentian total gas dari Rusia.

(Kompas.com/TribunNews)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved