Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Disambangi Delegasi G20, Kini Asa Perajin di Kampung Gitar Ngrombo Sukoharjo Kembali Bersinar

Desa Ngrombo di Sukoharjo menjadi daerah mandiri, karena warganya menggantungkan hidupnya dari gitar yang sudah ada sejak puluhan tahun.

Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TribunSolo.com/Dok Pemkot Solo
Para delegasi Trade Industry and Investment Working Group (TIIWG) G20 dari berbagai negara mulai tiba di Kota Solo. Mereka akan mengikuti rangkaian acara hari ini hingga 7 Juli 2022 mendatang. 

Bahkan saat delegasi Presidensi Group of Twenty (G20) mengunjungi Ngrombo, sebagai perhatian kepada perajin.

"Saat kampung ramai lagi, ada para pejabat dari luar negeri, lihatnya adem dan semangat," harap dia.

Ketua Klaster Gitar Amanah Ngrombo, Sumardi mengungkapkan, jika pandemi Covid-19 yang tak pernah terpikirkan, mengguncang perajin, baik yang kecil hingga besar.

Pasalnya kata dia, keadaan demikian membuat kelimpungan karena seretnya pesanan.

"Semua pusing, selama dua tahun pandemi pesanan merosot, ada yang jualan kuliner," ungkap dia.

"Tetapi tidak gulung tikar, hanya vakum demi bertahan hidup," jelasnya menekankan.

Menurut Sumardi, pendemi membuat usaha di Ngrombo yang menjadi salah satu klaster gitar terbesar di Indonesia, berantakan.

Bagaimana tidak, biasanya pendapatan mengalir deras, tiba-tiba macet.

Baca juga: 15 Putri Indonesia 2022 Bakal Meriahkan Kirab Budaya G20 Solo Batik Carnival

Maklum, karena lanjut dia, setiap hari 225 perajin bisa menghasilkan ratusan gitar dengan harga murah hingga mahal.

Tak hanya 225 perajin yang menggantungkan hidup, tetapi setiap perajin memiliki keluarga, sehingga gitar menjadi urat nadi kehidupan di Ngrombo.

Bahkan kata dia, banyak prempuan menjadi perajin gitar seperti Rabinem dan Trinaningsih.

"Tak ada sekat, yang usia tua (bapak-bapak) banyak, yang muda di atas 20 tahunan mencapai 50 persen, selain itu para prempuan juga," aku dia.

Dia menekankan, beragamnya perajin, menandakan guitar menghidupi banyak warga. 

"Gitar jadi penghidupan nyata, hasilnya ada dan jelas, tak ada batas hai kamu pria, hai kamu wanita, hai kamu anak muda, tak ada anggapan itu," paparnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved