Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Sudah Mulai Langka, Tapi Tradisi Wiwitan Sebelum Panen Masih Lestari di Sambi : Cara untuk Bersyukur

Tradisi yang biasa dilakukan masyarakat jelang masa panen padi itu saat ini cukup sulit dijumpai di area sawah yang masuk masa panen.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Seorang petani tengah berdoa dalam tradisi wiwitan menjelang panen di Desa Canden, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Senin (1/8/2022) 

Berbagai cara dilakukan, seperti dengan menyebar racun tikus, pengasapan bahkan memasang jebakan tikus yang dialiri listrik. 

Jebakan tikus beraliran listrik ternyata tak hanya membunuh hama tikus, melainkan petani juga menjadi korban.

Baca juga: Pilu Petani di Buleleng, Dijanjikan Lolos Jadi PNS, Malah Kena Tipu Oknum Polisi Rp 350 Juta

Baca juga: Tak Cuma Resmikan Waduk Pidekso Wonogiri, Presiden Jokowi Sebar Benih Ikan & Ngobrol Sama Petani 

Sejak tahun 2019, tercatat sebanyak 22 petani meninggal dunia di sawah setelah tersengat listrik jebakan tikus. 

Salah satu petani asal Bonagung, Tanon, Suhari mengatakan hama tikus mulai merebak sejak tiga tahun terakhir. 

"Kalau di Bonagung mulai merebak tiga tahun lalu, dampaknya luar biasa," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (5/1/2022). 

"Akhirnya petani juga secara otomatis menambah pembiayaan, sedangkan hasil juga berkurang, sekitar 40 persen," tambahnya.

Baca juga: Pedihnya Petani Bawang di Sragen : Libur Nataru Biasanya Panen Uang, Kini Menjerit, Harga Anjlok

Penambahan biaya itu untuk membeli racun tikus, maupun pengasapan yang harus dilakukan secara mandiri oleh para petani. 

"Untuk mengurangi hama tikus, mau tidak mau harus diracun dan diasap, kalau jebakan listrik kami tidak berani," ucapnya. 

Ia pun sendiri heran, darimana asal tikus-tikus tersebut, yang tidak pernah berkurang. 

"Kalau penyebabnya tidak tahu, datangnya dari mana kami tidak tahu, kadang nggak ada lubangnya, tahu-tahu tanaman sudah hancur," paparnya.

Baca juga: Sebelum Petani di Sragen Ditemukan Tewas, Saksi Dengar Ada Suara Ledakan dari Kabel Listrik

Saking frustasinya, Suhari meminta bantuan kepada pemerintah, baik Provinsi maupun pemerintah pusat untuk menangani hama tikus ini. 

"Karena kalau di pemerintah pusat ada yang namanya tim ahli, pasti tahu bagaimana cara mengatasi hama tikus ini, jadi untuk pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat mohon bantuannya," pintanya. 

Tak hanya dialami Suhari, Sriyono yang merupakan warga Kecik, Tanon juga mengalami hal yang sama. 

Bahkan, sebanyak 30 persen tanaman padi yang ditanam di sawahnya habis. 

"Kalau panen terakhir 2021,  sekitar 30 persen tanaman pagi habis dimakan tikus," kata Sriyono. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved