Kuliner Unik Klaten : Tengkleng Hot Plate Kaki Kambing Warung Ndas Sor Duren, Pecinta Pedas Merapat!

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Setelah sukses dengan olahan kepala kambingnya, kini Warung Tengkleng Ndas Sor Duren kembali mencoba menawarkan ragam kuliner baru yakni tengkleng hot plate. 

Uniknya, tengkleng hot plate ini hanya menggunakan bagian kaki saja tanpa ada campuran bagian lain dari kambing. 

Pemilik Warung Tengkleng Ndas Sor Duren Klaten, Ahmad Juhairi (52) mengatakan, ide itu muncul karena setiap membeli kepala kambing dari pemasok kepala kambing harus satu paket dengan kaki kambingnya.

Baca juga: Daftar Tempat Makan Tengkleng Paling Enak di Solo, Dijamin Bikin Ketagihan

Sedangkan pembeli yang datang, kebanyakan hanya memesan kepala kambing.

Terlebih satu porsi kepala kambing bisa untuk 4 hingga 5 orang. 

Sehingga untuk memanfaatkan stok kambing yang melimpah dirinya membuat menu baru.

"Akhirnya menjadi ide untuk membuat olahan baru yakni tengkleng hot plate, untuk menaikkan gengsi kaki kambing," ungkapnya. 

Baca juga: Nikmatnya Soto Tengkleng di Sumberlawang Sragen, Rasanya Unik dan Segar, Hanya Rp 20.000/Porsi

"Karena biasanya bagian itu hanya dijadikan sop atau olahan yang lain, kami mencoba mendevelop dengan varian yang berbeda di kalangan pecinta olahan kambing," tambahnya. 

Dirinya mengaku, membuat menu itu lantaran melihat varian serupa belum ada yang menjualnya. 

"Mungkin hot plate itu terdengar biasa, apalagi untuk sate. Namun hot plate dengan bahan kaki kambing, saya rasa itu belum ada," ujarnya. 

Ahmad mengatakan, secara keseluruhan bumbu untuk tengkleng kepala kambing dan hot plate sama. 

Namun, satu hal yang coba dijual kepada pelanggan adalah sensasi makan tengkleng dengan hot plate. 

Baca juga: Unik, Ada Tengkleng Kepala Kambing di Warung Tengkleng Ndas Sor Duren, Satu-satunya di Pedan Klaten

"Sensasi uap dan gosongnya saat kuah dituang ke atas hot plate itu akan menjadi sensasi tersendiri. Sensasi itu yang sering orang cari untuk dishare lewat sosial media. Itu juga yang mendorong untuk membuat menu ini," terangnya. 

Satu porsi tengkleng hot plate dihargia Rp 85 ribu.

Menurut pemiliknya, satu porsi ini bisa dimakan 2 orang. 

Sementara itu, ditemui seusai menyantap hidangan hidangan tengkleng kepala kambing dan tengkleng hot plate, seorang pelanggan bernama Erna Kuswandari (42) mengungkapkan meski keduanya memiliki bumbu yang sama namun cita rasanya berbeda. 

"Kuahnya (tengkleng hot plate) enak banget kental pedasnya luar biasa cocok banget untuk penggemar olahan daging kambing dan masakan pedas," ungkap Erna kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Rekomendasi Kuliner Khas Solo untuk Menu Buka Puasa: Timlo, Tengkleng hingga Nasi Liwet

Kata dia, sensasi setelah menyantap kuliner pedas ini membuatnya bercucuran air mata. 

"Karena ini menu baru sensasinya luar biasa beda dari yang lain dan lebih pedes daripada tengkleng kepalanya, terus ada tambahan taburan wijennya juga di atas," jelasnya. 

"Pedesnya nggak nguatin bener-bener sampai nangis, sensasinya nggak muatin pokoknya harus menyiapkan air minum sampai bergelas-gelas. Dari semua olahan kambing yang ada di sini ini paling pedas," tegasnya. 

Apabila tak suka dengan kuliner pedasnya, warung tersebut juga menyediakan beberapa menu khas olahan daging kambing, yakni tengkleng rica, sate, tongseng.

Untuk Tribuners yang tak menyukai daging kambing bisa mencoba menu ayam bakar.

Baca juga: 5 Kuliner Pedas di Solo untuk Makan Malam, Mulai Tengkleng Rica Pak Manto hingga Ceker Dhuerrr

Sedangkan pilihan nasinya tidak hanya nasi putih, namun disediakan pula pilihan nasi kebuli dengan taburan kismis di atasnya. 

Untuk minuman ada yang spesial, yakni susu kambing murni dengan harga Rp 10 per gelas atau Rp 36 ribu untuk 1 liter. 

Bagi Tribuners yang ingin mencicipi tengkleng kepala kambing utuh atau hot plate bisa langsung ke warung yang beralamat di Jl. Pedan - Karangdowo, Desa Jatimulyo,, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten.

Warung makan ini buka dari pukul 09.00 hingga 20.00 WIB, rasakan sensasi makan di warung dengan pemandangan hamparan sawah. (*)