Berita Klaten Terbaru

Kisah Eks Buruh Batik di Kebon Klaten: Dulu Korban Gempa, Kini Pasarkan Produk hingga Luar Negeri

Ibu-ibu di Kebon, Klaten ini kuat. Mereka bangkit dari dampak gempa yang membuat mereka menganggur. Kini bisa mengirim produk hingga luar negeri.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Ibnu Dwi Tamtomo
Sri Windarti (48) menunjukkan kain batik yang jadi produk unggulan di desanya. Mereka menyebut batik buatannya dengan nama karya batik Kebon Indah dari Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten. Pemasarannya sudah sampai mancanegara. 

Saat ini tak hanya kain saja, namun sudah mulai berkembang hingga beranekaragam produk turunannya. 

Seperti baju, topi, dompet, tas dan lain sebagainya.

"Kalau motif kita tetap mempertahankan pakem motif yang sudah ada yakni dari Keraton atau dari nenek moyang kita terdahulu, yakni motif parang, wahyu tumurun, mukti," terangnya. 

Tak berhenti sampai disana, untuk mencerminkan kehidupan warga sekitar, mereka juga membuat motif aneka daun, padi hingga burung. 

"Kemarin waktu corona juga kita buat motif khusus, yakni motif corona. Bentuknya seperti gambar virus itu jika dilihat dari mikroskop," terangnya.

Namun, motif klasik tetap menjadi produk unggulan desanya. 

"Yang paling laku malah motif klasik," kata dia. 

Sementara itu, harga yang dipatok untuk kain ukuran panjang 2,5 meter dengan lebar 110 cm dijual mulai harga Rp 350 ribu hingga jutaan rupiah. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved