Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kesehatan

MSG atau Micin Ternyata Bermanfaat untuk Tumbuh Kembang Anak, Bantu Pencernaan & Kontrol Nafsu Makan

Asumsi yang berkembang di masyarakat menjadikan MSG sebagai sumber dari dampak negatif bagi kesehatan, terutama pada anak.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Internet
Micin 

TRIBUNSOLO.COM - Tak sedikit masyarakat Indonesia meyakini bahwa mengkonsumsi micin atau MSG berdampak buruk untuk kesehatan.

Monosodium Glutamat (MSG) atau familier disebut dengan micin atau vitsin memang  kerap menjadi perdebatan di tengah masyarakat.

Asumsi yang berkembang di masyarakat menjadikan MSG sebagai sumber dari dampak negatif bagi kesehatan, terutama pada anak.

Berbagai isu beredar, bahkan terbangun persepsi di sebagian masyarakat yang anti terhadap penggunaan MSG.

Baca juga: Kuliner Klaten: Kawasan Kuliner Jalan Bhali Diisi PKL Pindahan Alun-alun, Ada Banyak Aneka Jajanan

Selain dianggap menjadi pemicu kebodohan pada anak, mitos lainnya yang berkembang yakni MSG dapat mengganggu fungsi kerja otak, generasi micin, meningkatkan risiko asma, meningkatkan kanker, dan memicu kelebihan berat badan.

Namun benarkah MSG sangat berbahaya bagi kesehatan?

Dokter Spesialis Anak, dr MN Ardi Santoso, mengungkapkan asumsi yang berkembang di masyarakat tidaklah benar.

"Kandungan Natrium pada MSG justru 61 persen lebih sedikit daripada garam, yang artinya resiko darah tinggi (hipertensi) dari garam jauh lebih tinggi dari MSG," ungkap dokter Ardi Santoso kepada Tribunnews, Sabtu (13/8/2022).

Ia juga mengungkapkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 033-2012 dan Peraturan BPOM No. 23-2013, penggunaan MSG dibolehkan dengan batas penggunaan “secukupnya”.

dr. Ardi Santoso, Sp. A dari RS Kasih Ibu Solo
dr. Ardi Santoso, Sp. A dari RS Kasih Ibu Solo (Tribunnews/Istimewa)

Dokter Ardi Santoso menjelaskan ada manfaat MSG untuk mendukung tumbuh kembang anak.

"Anak itu sudah sangat familier dengan kandungan glutamat bahkan sejak bayi melalui asupan ASI yang mengandung 44,17 persen glutamat."

"Pendapat MSG aman bagi bayi itu juga didukung oleh berbagai penelitian internasional yang menyebutkan bahwa MSG dapat dicerna oleh semua rentang usia, termasuk oleh bayi," ungkap Dokter Ardi.

Peran MSG untuk Tumbuh Kembang Anak

Dokter Ardi menyebut peran MSG bagi tumbuh kembang anak adalah membantu pencernaan dan mengontrol nafsu makan.

"Banyak orang tua yang mengalami situasi anak susah makan, yang karena asupan nutrisinya bermasalah jadi menganggu proses pertumbuhan."

"Salah satu sebabnya adalah ketika para bunda membiarkan makanan yang diberikan terasa hambar atau hilang rasa karena tidak diberi penyedap sama sekali," ungkap Ardi.

Baca juga: Daftar Film Terbaru yang Sedang Tayang di Bioskop XXI, CGV dan Cinepolis Bulan Agustus 2022

Pada dasarnya, lanjut Ardi, yang menjadi sangat penting adalah menjaga nafsu makan anak.

Sehingga asupan dan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya tidak terganggu.

"Penggunaan MSG sangat dibolehkan dalam proses pembuatan makanan bayi dengan kadar secukupnya,"

"Tujuannya agar bayi juga bisa merasakan kelezatan dari makanan yang dibuat bundanya, dan nutrisi tumbuh kembangnya tetap terjaga dengan baik," ungkapnya.

Sejauh ini menurut Ardi, belum ada penelitian yang membuktikan seputar mitos MSG yang berdampak serius bagi kesehatan manusia.

Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 13 Agustus 2022 : Cancer Alami Kejadian Tak Diinginkan, Libra Berhati-hatilah

“MSG boleh, enggak berbahaya. Anak butuh makanan lezat, cita rasa yang enak gak mungkin hambar tapi ada takarannya, gula, garam, lemak. MSG tidak berbahaya asal dikonsumsi secukupnya,” jelas Ardi.

"Itu semua hanya mitos. Karena faktanya, tidak ada kaitan antara pemberian MSG dengan gangguan fungsi otak, risiko asma, risiko kanker, ataupun memicu kelebihan berat badan," ungkap dia.

Ia menerangkan, kadar natrium (Na) pada MSG lebih sedikit ketimbang garam dapur. MSG mengandung 12 persen Na, sedangkan garam dapur 39 persen.

Artinya, kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi Natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur. (*)

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved