Berita Klaten Terbaru
Warga Bayat Klaten Buat Inovasi Dawet dari Lidah Buaya, Minumnya Dicampur Sirup Jahe
Inovasi makanan terus saja muncul, seperti yang dibuat warga Bayat Klaten. Dia membuat dawet dari lidah buaya yang diklaim lebih sehat.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Tanaman lidah buaya adalah tanaman yang populer digunakan sebagai obat alami.
Daging dari lidah buaya biasa digunakan untuk mengobati kulit terbakar hingga untuk kesuburan rambut, selain itu dagingnya juga bisa dibuat jus lidah buaya.
Dengan langsung mengkonsumsi dagingnya dapat memberi sejumlah manfaat lain untuk kesehatan. Ini menjadikan lidah buaya sebagai suplemen makanan yang praktis.
Namun apa jadinya jika lidah buaya diolah menjadi dawet, terlebih sirup yang digunakan merupakan sirup jahe.
Sebagai warga Kecamatan Bayat yang terkenal dengan minuman dawetnya, Yuni (37) mencoba berinovasi dengan menggabungkan aloe vera dengan sirup jahe buatannya yang dia beri nama Arga Jahe untuk mendapatkan cita rasa yang beda.
Menurutnya, lidah buaya dipilih lantaran memiliki sejumlah manfaat saat dikonsumsi, diantaranya mampu mengatasi masalah pencernaan.
Selain itu dapat menurunkan kadar gula darah, dengan mengkonsumsi 2 sendok makan daging tanaman aloe vera per hari mampu menurunkan kadar gula darah penderita diabetes tipe 2.
Tak berhenti disitu, sirup jahe olahannya hanya terdiri dari bahan alami tanpa campuran bahan kimia.
Komposisinya adalah gula batu, gula pasir, jahe, kayu secang, cengkeh, sereh, kapulaga, daun pandan dan kayu manis itu semakin menambah manfaat saat mengkonsumsi dawet aloe vera buatannya.
Selain itu santan yang ia gunakan juga dimasak terlebih dahulu dengan campuran rempah-rempah.
Diakuinya, membuat sirup jahe sudah ia lakukan sejak awal pandemi tahun 2020 lalu, namun untuk es dawet lidah buaya atau aloe vera ini baru beberapa bulan kebelakang.
"Pertama kan sirup, tapi kalau sirup enggak bisa dijual langsung saat event. Akhirnya buat es dawet aloe vera biar langsung bisa dijual saat event," jelasnya.
Baca juga: Kuliner Lebaran Karanganyar : Dawet Lawu khas Tawangmangu, Dibuat dari Ubi Ungu, Harganya Rp 5 ribu
Sejak awal berjualan minuman itu, dirinya mengaku hanya menjual minuman olahannya dari event ke event lantaran tak punya lapak untuk berjualan.
Awalnya minuman itu dinilai asing oleh beberapa orang lantaran bahan yang digunakan dinilai tak lumrah untuk dinamakan es dawet.
Namun setelah mencoba, banyak orang yang tertarik bahkan memesannya secara langsung hingga ratusan gelas.
"Kalau satu event itu biasanya 100 sampai 150 (gelas), tapi kalau pesanan bisa lebih dari itu. Saya pernah sampai 300 (gelas)," jelasnya.
"Kalau pesanan diluar event juga ada, bahkan sampai 300 gelas untuk acara sekolah," tambahnya.
Yuni mengatakan jika untuk saat ini, dirinya hanya membuat es dawet aloe vera itu saat ada pesanan saja.
Tidak hanya menguntungkan dari sisi penjualan, saat mempersiapkan minuman ini juga tidak sulit.
"Kalau persiapannya saya butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk membuat sekitar 150 porsi. Karena seperti jahe saya sudah ada stok, aloe vera juga bisa di stok terlebih dahulu, yang harus disiapkan saat itu hanya santan saja," terangnya.
Untuk satu gelas minuman berisi aloe vera, santan, sirup jahe dan es batu, Yuni biasa menjual dengan harga Rp 5 ribu rupiah, sedangkan untuk sirup ukuran 500 ml seharga Rp 25 ribu.
Minuman ini tidak hanya sebagai pelepas dahaga namun juga bagus untuk kesehatan.
Dapat dibayangkan cita rasa jahe tetap hangat meski diminum dengan campuran es batu, ditambah dengan santan serta campuran kenyal aloe vera, membuat rasa manis, pedas jahe dan gurih di setiap tegukannya. (*)