Berita Klaten Terbaru
Bupati Klaten Monitoring Tes Seleksi Perangkat Desa di 4 Lokasi Ujian : Tak Temui Kendala Teknis
Bupati Klaten Sri Mulyani terjun langsung memonitor jalannya tes seleksi perangkat desa pada hari kedua di sejumlah lokasi. Tak ada kendala teknis
Penulis: Ibnu DT | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Diungkapkan oleh Indra, jika ketiga soal tersebut adalah membuat undangan dengan Microsoft Word, membuat motivasi mendaftar sebagai perangkat dengan Microsoft Powerpoint dan membuat infografis penduduk menggunakan Microsoft Excel.
Saat diminta membandingkan pelaksanaan ujian pada dua hari ini, menurutnya hari ini jauh lebih nyaman dari pada ujian kemarin.
"Kalau ujian kemarin itu cukup menguras mental karena kita menunggu dari jam 08.00 dan saya baru selesai jam 16.00 WIB. Dan saya baru di wawancara sesi pertama itu pukul 14.00 WIB, terus untuk yang kedua itu baru sekitar jam 15.30 WIB," kata dia.
Baca juga: Ketatnya Penjagaan Soal Seleksi Perangkat Desa di Klaten: Jamin Tak Ada Kebocoran, Dijaga 24 Jam
Ditambah lagi dengan dua penguji berasal dari latar belakang yang berbeda, itu semakin membuatnya harus berjuang.
"Menurut saya yang lebih sulit adalah asesor dari universitas, karena setiap jawaban yang saya berikan selalu dikejar sampai selesai," tandasnya.
Selain Indra, ada juga Anugerah Sukma Perkasa (26) warga Desa Pepe, Kecamatan Ngawen ini juga memiliki motivasi sama, yang membedakan hanya dirinya membangun desa diluar wilayah domisilinya.
Bekerja freelance di wedding organizer dan event organizer dengan gaji berkali lipat dari seorang perangkat desa tak mengendorkan semangatnya untuk tetap berkompetisi menjadi seorang Kadus 1 Desa Jebugan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten.
Sama dengan Indra, dirinya mengaku jika pelaksanaan tes di hari pertama kurang efektif.
"Selama 2 hari ini mengikuti tes, kalau yang paling jadi catatan adalah kemarin, karena kemarin itu saya datang sejak pukul 07.30 WIB dipanggil itu baru jam 15.30 WIB," jelasnya.
"Sedangkan mau ditinggal makan, takut nanti pas giliran saya dipanggil tapi tidak hadir bisa diskualifikasi. Karena menurut ketentuan tiga kali manggil sudah dianggap diskualifikasi," imbuhnya.
Menurutnya, hal yang sama juga dikeluhkan oleh sejumlah peserta lantaran menunggu terlalu lama.
"Menurut saya itu terlalu lama dan itu membuat peserta sudah tidak konsentrasi sehingga hasilnya kurang maksimal," tegasnya.
Berbeda dengan hari ini, menurut Anugerah bahwa hari ini saat mengerjakan ujian di dalam ruangan jauh lebih tenang dan nyaman.
Baca juga: Tiga Orang Curi Kotak Amal di Klaten: Naik Mobil Pikap, Takmir Sebut Isinya Sekitar Rp 100 Ribu
Lantaran semua mengerjakan secara bersama sama dan fokus pada soal yang sedang dikerjakan.
Sementara itu Gregorius Singgih (27) yang mendaftar sebagai calon Kasi Kesejahteraan dan Pelayanan, mengaku tidak memiliki persiapan khusus karena tidak ada kisi-kisi sebelum pelaksanaan ujian tersebut.