Berita Sragen Terbaru
Kios Renteng Nglangon Sragen Bakal Tinggal Nama : Ada Sejak 1975, Dalam Waktu Dekat Akan Diratakan
Kios Renteng di kawasan Nglangon Sragen bakal tinggal nama, karena akan direlokasi oleh Pemkab.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Bagi warga Kecamatan Sragen pasti tak asing dengan keberadaan deretan kios-kios di Nglangon, Kelurahan Karangtengah.
Kios tersebut ada yang menawarkan jasa servis kendaraan, jual beli sepeda motor bekas, jual pulsa dan aksesoris handphone, hingga beraneka kuliner mulai dari olahan ayam hingga bakso.
Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani yang berbatasan langsung dengan jalan lingkar utara Kabupaten Sragen.
Uniknya, kios-kios tersebut merupakan kawasan hunian yang jadi domisili puluhan warga yang tergabung dalam satu RT, yakni RT 04, RW 03 Kelurahan Karangtengah.
Total terdapat 74 kios dan 1 balai RT yang biasa digunakan sebagai warga untuk berkumpul.
Tercatat ada sekitar 65 Kepala Keluarga yang bermukim di Kios Renteng Nglangon.
Selain sebagai tempat usaha, kios-kios tersebut juga merupakan tempat tidur warga.
Bahkan, saat perayaan hari raya idul fitri, warga juga mengunjungi satu per satu rumah warga untuk bersilaturahim layaknya tradisi yang ada di desa atau kampung-kampung.
Salah satu tokoh warga, Gi Haryanto mengatakan kios renteng dijadikan hunian warga sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.
Baca juga: Laga Derby Jateng Usai, Tapi Sejumlah Oknum Suporter Nekat Lempari Batu di Luar Stadion Manahan Solo
Baca juga: Pedagang Kios Renteng Nglangon Sragen Tolak Relokasi : Tak Ada Kejelasan,Minta Tolong Ganjar Pranowo
Menurutnya, kawasan Kios Renteng tersebut dulunya adalah tanah tak bertuan.
Lanjutnya, sekitar tahun 1975, dari Pemerintah Desa Karangtengah (saat ini sudah menjadi Kelurahan Karangtengah) mengajak warga membuat kios untuk meningkatkan perekonomian warga.
"Saya sendiri disini tinggal sudah 30 tahun, sejak tahun 1990, Kios Renteng ini program pemerintah daerah melalui desa, ini tanah memang tanah tak bertuan waktu itu," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Sabtu (3/9/2022).
"Akhirnya pemerintah desa membuat program, ayo Karangtengah membuat kios untuk meningkatkan ekonomi warga yang lemah," jelasnya.
Ketika baru datang pada tahun 1990, menurut Haryanto sudah ada kios-kios kecil namun belum banyak.