Berita Sragen Terbaru

ESDM Jateng Cek Sumur Keluarkan Gas di Jambanan Sragen, Sebut Gas Tidak Berbahaya Bagi Masyarakat

Dinas ESDM akhirnya turun tangan melihat sumur yang mengeluarkan gas di Sragen. Gas tersebut disebut tidak berbahaya.

TribunSolo.com/Kepala Desa Jambanan, Sugino
Api yang keluar dari pipa sumur Pamsimas di Dukuh Kwayon, RT 23, Desa Jambanan, Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah wilayah Solo mengecek sumur Pamsimas di Kabupaten Sragen yang mengeluarkan gas, Kamis (8/9/2022). 

Diberitakan sebelumnya, saat pengeboran di kedalaman mencapai 94 meter sumur yang berlokasi di Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo tersebut ditengarai mengeluarkan gas. 

Hal tersebut dibuktikan dengan dipantik korek yang ternyata menghasilkan api dengan bara cukup besar. 

Mengetahui hal tersebut kemudian pengeboran sumur dihentikan dan dipindah ke tempat yang lain. 

Kepala Cabang Dinas ESDM Jawa Tengah Wilayah Solo, Abdul Charis mengatakan pihaknya akan melakukan identifikasi dan analisis terhadap gas tersebut. 

"Kita mengidentifikasi terkait peristiwa kemarin, pengeboran yang dihasilkan adalah gas, cuma kita belum tahu, kita analisis dulu," ujarnya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis (8/9/2022).

Baca juga: Kejadian Mengejutkan di Sragen, Warga Bor Sumur Pamsimas yang Keluar Malah Gas Mudah Terbakar

Dinas ESDM juga membawa satu plastik tanah hasil pengeboran sebagai sampel untuk dilakukan pengujian. 

Setelah diuji akan diketahui tanah di kedalaman 95 meter tersebut termasuk ke dalam lapisan tanah yang mana. 

Meski begitu, Charis menjelaskan bahwa gas tersebut ditengarai merupakan gas alam yang termasuk gas rawa dangkal. 

"Kalau bicara ini bisa disebut gas rawa dangkal, secara geologis gas yang disebabkan pada masa purba, dari fosil zaman dahulu, tapi kita teliti lebih lanjut," terangnya. 

Menurutnya gas tersebut tidak berbahaya bagi manusia dan masyarakat disekitarnya. 

"InsyaAllah tidak membahayakan masyarakat," singkatnya. 

Sebelumnya warga sekitar pengeboran sumur tersebut sempat khawatir karena keberadaan gas tersebut baru kali ini terjadi. 

"Awalnya deg-degan karena tidak tahu, semoga saja berkah dan bisa dimanfaatkan," kata Kepala Desa Jambanan, Sugino. 

Mengejutkan Warga 

Warga dikejutkan dengan munculnya gas dalam proses pengeboran sumur Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Dukuh Kwayon, RT 23, Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

Gas tersebut apabila dipantik korek akan muncul api namun dalam skala kecil.

Kepala Desa Jambanan, Sugino Weli mengatakan, proses pengerjaan Pamsimas tersebut sudah dimulai sejak 22 Agustus 2022 lalu atau sekitar 2 minggu. 

Pada Kamis (1/9/2022) lalu, proses pengeboran berada di kedalaman 94 meter. 

"Awalnya pengeboran Pamsimas biasa, normal seperti yang lain, karena di wilayah kami baru kali ini ada kejadian seperti itu," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (5/9/2022). 

"Setelah normal sampai kedalaman 94 meter, karena panjang paralon 90 meter, terus disambung 4 meter lagi, jadi 94 meter," jelasnya. 

Setelah di kedalaman tersebut, diperiksa dengan menggunakan pompa submersible dan dikeluarkan kotoran yang ada di dalam tanah.

Selama 20 menit kemudian, proses pengeluaran kotoran tersebut tiba-tiba berhenti total. 

"Setelah kurang lebih 20 menit itu kok macet, dari pengebor bilang apa kurang dalam, lalu dimasukkan pipa lagi sekitar 12 meter, setelah dicoba kok tidak bisa, dikurangi lagi 2 meter, karena sudah sore akhirnya diturup," jelasnya. 

Malam harinya, warga sudah merasa aneh karena terdapat bunyi gelembung dari dalam sumur tersebut. 

Keesokan harinya, para pengebor curiga dan mencoba mematikkan korek di atas paralon.

Baca juga: Cara Memadamkan Api saat Regulator Kompor Gas Bocor : Jangan Panik, Kunci Pertama Adalah Tenang

"Setelah pekerja datang jam 10.45 WIB, kok masih bunyi terus, terus dipantik pakai korek dan jretttt muncul api," kata Sugino. 

Ia belum mengetahui gas apa yang terkandung dari dalam sumur tersebut. 

Menurutnya, gas tersebut termasuk gas biasa, karena tidak mengeluarkan bau menyengat maupun efek lainnya. 

"Kalau ditutup pakai kain basah apinya langsung mati, gasnya tidak terlalu besar banget, juga tidak bau menyengat dan tidak membuat orang pusing," terangnya. 

Keberadaan gas tersebut, sudah dicek oleh perwakilan ESDM dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sragen

Apakah gas tersebut berbahaya atau tidak, pihak desa masih menunggu hasil dari ESDM. 

Rencananya, sebagai penggantinya sumur Pamsimas akan dipindah lokasinya. 

"Iya nanti akan dipindah, sekitar 200 meter dari lokasi, di lokasi tersebut juga banyak sumur dalam untuk mengairi sawah," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved