Berita Internasional
Direktur Jenderal WHO Optimistis Pandemi Covid-19 Segera Berakhir
Pada Oktober mendatang, para ahli WHO akan menggelar pertemuan untuk memutuskan apakah pandemi masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Dia juga mendesak semua negara untuk memvaksinasi 100 persen penduduk dalam kelompok berisiko tinggi dan terus menguji virus.
Baca juga: Roro Fitria Gugat Cerai Suami, Andre Irawan Ungkap Nomornya Diblokir dan Sudah Sebulan Tak Bertemu
Selain itu, negara-negara perlu menjaga pasokan peralatan medis dan petugas kesehatan yang memadai.
"Kami memperkirakan akan ada gelombang infeksi di masa depan, berpotensi pada titik waktu yang berbeda di seluruh dunia yang disebabkan oleh subvarian Omicron yang berbeda atau bahkan varian yang berbeda," kata ahli epidemiologi senior WHO, Maria Van Kerkhove.
Dengan lebih dari 1 juta kematian tahun ini saja, pandemi tetap menjadi keadaan darurat secara global dan di sebagian besar negara.
"Gelombang musim panas Covid-19, didorong oleh Omicron BA.4 dan BA.5, menunjukkan bahwa pandemi belum berakhir karena virus terus beredar di Eropa dan sekitarnya," kata juru bicara Komisi Eropa.
Pada bulan Oktober mendatang, para ahli WHO akan menggelar pertemuan untuk memutuskan apakah pandemi masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat.
Baca juga: Nagita Slavina Ngakak Lihat Aksi Sang Suami Raffi Ahmad Melenggang di New York Fashion Week
Menurut ahli, dunia telah berhasil melampaui fase darurat pandemi.
"Mungkin adil untuk mengatakan sebagian besar dunia bergerak melampaui fase darurat dari respons pandemi," kata Dr Michael Head, peneliti senior di bidang kesehatan global di Universitas Southampton.
Eropa, Inggris dan Amerika Serikat telah menyetujui vaksin khusus varian Omicron serta virus asli ketika negara-negara bersiap untuk meluncurkan kampanye booster musim dingin.
Di Amerika Serikat, Covid-19 awalnya dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat pada Januari 2020.
Namun status itu telah diperbarui setiap tiga bulan sejak itu.
Departemen kesehatan AS akan memperbaruinya lagi pada pertengahan Oktober.
Pejabat kesehatan AS mengatakan bahwa pandemi belum berakhir, tetapi vaksin bivalen baru menandai perubahan penting dalam perang melawan virus.
Mereka memperkirakan bahwa satu vaksin tahunan yang serupa dengan suntikan flu akan memberikan perlindungan tingkat tinggi dan mengembalikan negara lebih dekat ke keadaan normal. (*)
Baca juga: Kisah Pengusaha Muda Punya 51 Cabang Nasgor Mak Etek, Dulu Berhenti Kuliah dan Gagal Tes Polisi
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kisah Seorang Pria Menang Lotre 27 Miliar Rupiah, Setelah Menang Ia Justru Merasa Menyesal |
![]() |
---|
Harga Bahan Pangan di Korea Selatan Melonjak Naik, Warganya Kini Kesulitan Konsumsi Kimchi |
![]() |
---|
KTT G20 Digelar November di Bali, Semua Kepala Negara Akan Hadir Termasuk Presiden Vladimir Putin |
![]() |
---|
Raja Charles III Diketahui Mendukung Umat Muslim, Pernah Belajar Bahasa Arab Agar Bisa Baca Al Quran |
![]() |
---|
Papua Nugini Umumkan Raja Charles III Sebagai Kepala Negara Baru |
![]() |
---|