Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Mengenal Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu di Klaten, Kini Sudah Terdaftar HaKI

Tradisi Yaa Qowiyyu di Klaten selalu dinanti masyarakat. Mereka rela berkumpul di satu tempat dan berebutan apem yang dilempar dari atas menara.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Istimewa/Kominfo Klaten
Penampakan ribuan ikuti tradisi sebar apem Yaa Qowiyyu di Lapangan Klampeyan di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, beberapa tahun lalu sebelum pandemi. 

Dirinya menjelaskan jika berkah yang dimaksud ialah dengan cara mendoakan wali atau pemuka agama.

"Saya tidak minta sama yang sudah meninggal tapi saya mendoakan, jadi saya minta berkah sama yang kuasa saat ziarah makam, agar rizki saya lancar, sehat dan husnul khotimah," ungkapnya.

Baca juga: 2 Kali Tradisi Yaa Qowiyyu di Jatinom Klaten Tanpa Sebaran Apem, Tahun Ini 4 Ton Apem Bakal Disebar

Baca juga: Ada Tradisi Pacenan Jelang Detik-detik Ramadan, Bikin Kue Apem yang Dijual di Pasar Sragen Ludes

Tak mau kalah, Tri Wibowo (42) warga Kecamatan Gantiwarno ini juga rela tutup lebih awal dagangannya hanya agar bisa ikut sebaran apem itu bersama keluarganya.

"Ini dapat apem 5 itu pun ada yang gak utuh," ungkapnya.

Selain itu, dirinya bertekad untuk mendapatkan apem hanya untuk menyenangkan istrinya, karena ini adalah kali pertama dirinya ikut sebaran apem Tradisi Yaa Qowiyyu.

Sudah beberapa tahun kebelakang dirinya mengaku ingin ikut dalam acara tersebut namun selalu mendapatkan halangan.

Bersyukur, tahun ini dirinya bisa ikut meski harus berdesakan dan merelakan kakinya di injak-injak demi menyenangkan istri tercintanya.

"Alhamdulillah meskipun susah tapi menyenangkan, karena saya berangkat dari rumah sekitar jam 11.00 WIB, jadi situasi di lokasi sudah mulai ramai," tambahnya.

"Nantinya apem ini akan saya makan sebagian, yang lainnya akan ditawarkan ke saudara atau tetangga yang mau," pungkasnya.

Menurutnya dengan cara seperti itu, dirinya dapatkan 2 hal sekaligus yakni, kebahagiaan istri dan keberkahan dari apem yang dirinya terima.

Sekertaris Pengelola Pelestari Peninggalan Kiyai Ageng Gribig (P3KAG), Muhammad Daryanto Rekso Hastono Dipuro, untuk tema yang diambil tahun ini ialah Winayang Bajra Thurstaning Rat yang memiliki arti angka tahun yakni 1957 ehe.

Dirinya mengatakan, jika jumlah apem yang disebar untuk di tahun 403 tahun pelaksanaannya, sekitar kepada masyarakat berjumlah hampir 5 ton.

"Untuk hari ini kita menyebarkan sekitar 4 hingga 5 ton Apem hasil dari sedekah warga," ungkapnya.

Tentang Tradisi Yaa Qowiyyu

Dikutip dari KOMPAS.com bahwa tradisi ini berawal saat Ki Ageng Gribig yang pulang seusai menunaikan ibadah haji di kota Mekkah. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved