Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Mengenal Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu di Klaten, Kini Sudah Terdaftar HaKI

Tradisi Yaa Qowiyyu di Klaten selalu dinanti masyarakat. Mereka rela berkumpul di satu tempat dan berebutan apem yang dilempar dari atas menara.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Istimewa/Kominfo Klaten
Penampakan ribuan ikuti tradisi sebar apem Yaa Qowiyyu di Lapangan Klampeyan di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, beberapa tahun lalu sebelum pandemi. 

Setelah itu, Ki Ageng Gribig mengamanatkan untuk mengadakan tradisi ini setiap tahunnya.

Yaa Qowiyyu merupakan sebuah tradisi yang kali pertama diperkenalkan oleh Ki Ageng Gribig.

Ki Ageng Gribig adalah ulama besar di daerah Klaten dan sekitarnya yang berperan menyebarkan Islam.

Tradisi Yaa Qowiyyu bermula ketika Ki Ageng Gribig pulang dari menunaikan ibadah Haji. 

Ki Ageng Gribig membawa oleh-oleh berupa kue apem dan akan dibagikan kepada saudara, murid, dan tetangganya.

Namun, oleh-oleh yang dibawa Ki Ageng Gribig tidak cukup, ia kemudian meminta keluarganya untuk membuat kue apem untuk dibagikan.

Sejak 1589 Masehi atau 1511 Saka, Ki Ageng Gribig selalu membagi-bagikan apem kepada orang-orang di sekitarnya.

Mulai saat itulah, Ki Ageng Gribig mengamanatkan kepada masyarakat Jatinom, Klaten, untuk memasak sesuatu sebagai sedekah kepada masyarakat yang membutuhkan.

Amanat Ki Ageng Gribig inilah yang kemudian mengawali tradisi Yaa Qowiyyu.

Kondisi ribuan warga yang beramai-ramai rela berdesakan untuk memperebutkan apem Yaa Qowiyyu, Jumat (16/9/2022). Acara itu dipusatkan di Lapangan Klampeyan di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.
Kondisi ribuan warga yang beramai-ramai rela berdesakan untuk memperebutkan apem Yaa Qowiyyu, Jumat (16/9/2022). Acara itu dipusatkan di Lapangan Klampeyan di Kelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. (TribunSolo.com/Ibnu DT)

Nama Yaa Qowiyyu

Tradisi Yaqowiyu diambil dari bagian akhir doa memohon kekuatan dalam bahasa Arab, yakni yaa qowiyyu, yaa aziz, qowwina wal muslimiin, yaa qowiyyu warzuqna wal muslimiin. 

Selain itu, penggunaan kue apem dalam tradisi ini memiliki maksud tersendiri. Kue Apem diambil dari kata bahasa Arab, yakni affum.

Kata affum memiliki makna maaf. Oleh sebab itu, makanan yang dibagikan dalam tradisi ini kemudian disebut dengan apem Yaa Qowiyyu.

Tradisi Yaa Qowiyyu dilakukan setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.

Biasanya, ribuan kue apem akan disebarkan dari panggung permanen di selatan masjid yang berada di kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved