Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Nasib Produsen Tahu di Boyolali, Harga Kedelai Terus Naik: Tak Balik Modal

Harga kedelai yang terus naik membuat produsen pusing tujuh keliling. Mereka sudah menjual dengan harga yang mepet. Namun, belum dapat untung.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Tribunsolo.com/Tri Widodo
Proses pembuatan tahu di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Boyolali, Selasa (20/9/2022). Produsen tahu mengaku semakin terjepit keadaan lantaran harga kedelai meroket di pasaran. Kini, harga kedelai nangkring di Rp12.500/kilogram. Produsen tahu terpaksa jual rugi dan tombok dalam kesehariannya. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Para produsen tahu dibuat pusing dengan naiknya harga kedelai

Mereka harus pasrah menjual dengan untung yang mepet, bahkan dibilang rugi. 

Produsen tahu di Boyolali, tidak bisa berbuat banyak karena harga kedelai masih tidak bersahabat. 

Kedelai yang harganya di pasaran sudah tinggi yakni Rp 12 ribu/kg, ternyata masih terus mengalami kenaikan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, harga kedelai sudah mengalami kenaikan 4 kali selama tahun 2022.

Baca juga: Produktivitas Kedelai 2 Kali Lipat dari Target, Kementan Bakal Jadikan Cawas sebagai Soybean Village

Baca juga: Curhat Sumarsih Penjual Tempe di Solo, Saat Dipanggil Jokowi : Menangis Sampaikan Harga Kedelai

Awal tahun 2022 harga kedelai masih berada di kisaran Rp 9 ribu/kg.

Lalu harga mulai merangkak naik jadi Rp 11.500/kg.

Berlanjut, kenaikan harga kedelai Rp 500/kg menjadikan kedelai tembus Rp 12 ribu/kg.

Harga yang sudah tinggi itu pun ternyata belum berakhir.

Terbaru, kedelai mengalami kenaikan lagi jadi Rp 12.500/kg.

Suwarno, salah satu produsen tahu di Ampel mengatakan harga kedelai Rp 12 ribu/kg sebenarnya sudah membuat mereka kelimpungan.

Meski ukuran tahu sudah dikurangi tapi mereka masih kesulitan memperoleh untung.

Sekalipun, harga jual tahu juga sudah dinaikkan Rp 50/biji, Suwarno mengaku tetap saja produsen sulit untung.

"Harganya jadi Rp 500 per biji. Tapi tetap belum untung," jelasnya kepada TribunSolo.com, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Megawati Kritik soal Impor Kedelai : Kapan Kita Mau Maju Pak Jokowi?

Baca juga: Warga Giritontro Wonogiri Buat Tempe Raksasa: Beratnya 1 Kwintal, Harus Dipikul 18 Orang

"Saya heran. Saya masih rugi itu mas. Uang hasil penjualan tidak cukup untuk membeli kedelai lagi," jelasnya.

Dengan harga kedelai Rp 12 ribu saja, produsen tahu bisa merugi hingga 10 persen dari total kedelai yang dia produksi.

Dalam sehari dia yang bisa memproduksi 5 kuintal kedelai yang mampu menghasilkan sedikitnya 200 ribu biji tahu.

"Kalau harga kedelai Rp 12 ribu dikalikan 5 kuintal sudah Rp 6 juta. Jadi sehari saya bisa tombok Rp 600 ribu," jelasnya.

Meski tiap hari tombok, dia masih tetap memproduksi tahu ini.

Sebagai pengusaha kecil, rugi dan untung sudah biasa.

Hanya saja, harga kedelai kembali melejit. Hal itu jelas akan mengubur produsen tahu.

"Ya mau gimana lagi. Harga jual tahu mau dinaikkan lagi tidak bisa. Masyarakat tidak mau beli. Ya sudah lah. Mau gimana lagi," jelasnya.

Karena memang, tambah Sriyanto produsen tahu lain, saat ini kondisi pasar terbilang masih sepi.

Pihaknya belum mendapatkan momen yang tepat untuk menaikkan harga tahu lagi.

Baca juga: Cara Perajin Tempe di Banyudono Sikapi Kenaikan Harga Kedelai, Terpaksa Kecilkan Ukuran

"Nggak bisa (naik) pasar lagi sepi," tambahnya.

Untuk menaikkan harga tahu ini butuh waktu yang tepat.

Seperti saat banyak masyarakat yang menggelar acara tradisi, hajatan, puasa hingga lebaran.

Sebab jika dinaikkan sekarang, otomatis tak ada masyarakat yang mau membeli.

"Pelanggan bisa pergi. Mungkin cari alternatif lauk yang lebih terjangkau," pungkasnya. 

Curhat Penjual Tempe ke Jokowi, Nangis Sampaikan Harga Kedelai

Kunjungan Presiden Jokowi ke sejumlah pasar di Kota Solo, Kamis (26/5/2022), meninggalkan kesan bagi Sumarsih.

Penjual tempe di Pasar Mojosongo ini, bahkan menangis haru saat bisa bertemu dengan Presiden Jokowi.

Baca juga: Potret Presiden Jokowi Copot Masker saat Berikan Bantuan ke Pedagang Pasar Gede Solo

"Alhamdulilah, saya bisa bersalaman dengan Pak Presiden dan Pak Ganjar," kata Sumarsih.

Sumarsih menjadi pedagang yang beruntung bisa berbincang singkat dengan Jokowi.

Sumarsih mengaku, kepada Jokowi, sempat curhat soal kondisinya yang semakin sulit, karena naiknya harga kedelai.

"Tadi ditanya sudah dapat bantuan dana belum, saya bilang belum, lalu dikasih amplop dan sembako," ucapnya.

Paket sembako yang diberikan Jokowi berupa beras, minyak goreng, gula, dan teh.

Sumarsih mengaku belum membuka amplop berisi uang pemberian Jokowi.

"Amplop gak tau jumlahnya berapa, belum saya buka. Katanya untuk bantuan dana buat usaha," kata Sumarsih.

Dalam kunjunganya ke Pasar Mojosongo Solo, Jokowi didampingi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Selain itu, Jokowi juga ditemani Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

"Ini bebarengan dengan pernikahan siang tadi, sudah selesai. Ini waktu saya membagikan bantuan presiden untuk pedagang, UMKM, dan PKL di Pasar Mojosongo," kata Presiden.

Jokowi mengatakan, bantuan modal ini diberikan untuk pemulihan ekonomi paska pandemi covid-19.

Selain pasar Mojosongo, presiden juga akan mengunjungi pasar Gede, dan Pasar Harjodaksino alias Pasar Gede Solo. (*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved