Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo

Kesaksian Pemilik Paket yang Meledak Asal Klaten : Kaget, Padahal Barang Sudah Disita Polisi 2021

Pemuda asal Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo dijemput polisi karena namanya tertera dalam paket yang meledak di Asrama Polisi Sukoharjo.

Penulis: Ibnu DT | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/istimewa
Penampakan paket misterius yang memicu ledakan di Asrama Polisi Grogol Indah di Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Minggu (25/9/2022) malam. Di mana Bripka Dirga mengalami luka bakar dan berdarah. Bahkan suara terdengar keras hingga membuat kerusakan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Mimpi apa semalam, ANH, pemuda 22 tahun asal Klaten.

Tak tahu apa-apa, dia pemuda asal Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo dijemput polisi.

Ternyata dia dimintai keterangan setelah namanya tercantum dalam paket yang meledak di rumah Bripka Dirgantara Pradipta (35) di Asrama Polisi Sukoharjo, Minggu (25/9/2022).

ANH membenarkan penjemputan itu, lantaran dalam paket ada namanya.

"Anggota ke rumah dan tanya soal kejadian yang dulu. Saat itu saya jawab apa adanya. Dan saat itu saya langsung dibawa ke Grogol (Sukoharjo)," terangnya kepada TribunSolo.com.

Diterangkan oleh ANH bahwa saat itu, dirinya diperiksa selama beberapa jam kemudian sekitar pukul 02.00 WIB dirinya diperbolehkan ke rumahnya dan diantar oleh anggota Kepolisian.

Dirinya mengatakan jika semalam, dirinya dipanggil untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait awal mula kejadiannya soal paket tersebut.

"Kalau paket itu dulu saya beli di online. Dan itu saya beli untuk perayaan Hari Raya idul Fitri pada tahun 2021," jelasnya.

Dirinya tak menampik bahwa isi paket tersebut merupakan bahan baku petasan.

"Awalnya tuh setelah saya beli (bahan petasan) terus saya gunakan sedikit sisanya sempat saya posting di status WhatsApp dan status Facebook," aku dia.

Baca juga: Pengakuan Pengirim Paket yang Meledak di Asrama Polisi Sukoharjo, Sebut Isinya Sumbu Buat Usir Tikus

Baca juga: Imbas Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo, Bocah Trauma, Menangis Sejadi-jadinya karena Ketakutan

"Terus kebetulan ada yang komentar terus diajak COD di Sukoharjo tanya harganya berapa, Tapi ternyata saya terkena razia. Saat razia itu, 7 hari jelang Idul Fitri," tambahnya.

Menurutnya paket tersebut tidak hanya berisi bubuk bahan baku petasan saja, namun di dalamnya juga terdapat sumbu yang digunakan untuk membuat petasan.

"Awalnya dulu saya beli sekitar 2 kg terus sempet saya pakai dan sisanya sekitar 1,8 atau 1,9 kg itu yang dijadikan barang COD (cash on delivery)," katanya.

"Dulu saya jual per ons Rp 35 ribu, tapi permintaannya cuman dua atau tiga ons waktu itu dan sisanya ada di rumah. Tapi karena waktu itu ada razia jadi semua diambil oleh pihak Kepolisian (dari rumah)," imbuhnya.

Dikatakan ANH bahwa sebetulnya kasus tersebut sudah berhasil ia diselesaikan secara kekeluargaan, namun dengan syarat seluruh paket yang merupakan bahan baku petasan disita oleh pihak kepolisian.

Kasus Sudah Selesai

Merasa kasusnya sudah selesai, dirinya mengaku kaget saat ada anggota kepolisian mendatangi rumahnya dan menanyakan paket tersebut.

"Jujur waktu saya dimintain keterangan juga kaget karena barangnya sudah disita dan setahu saya prosesnya saat itu sudah selesai secara kekeluargaan," aku dia.

"Saya pikir waktu itu barang buktinya juga sudah dimusnahkan," jelasnya.

Dengan statusnya sebagai saksi kasus tersebut, dirinya masih akan menjalani pemeriksaan lanjutan jika diperlukan.

"Ya kemarin saya sempat dikasih tahu, kalau semisal nanti ada pertanyaan lagi akan dihubungi kembali," tegasnya.

Meski pulang dengan selamat, dirinya mengungkapkan bahwa ibunya sempat menangis saat ia harus mengikuti pemeriksaan atas ulahnya dimasa lampau.

"Ibu saya sempat nangis, waktu tahu saya mau dibawa ke Sukoharjo terkait kasus tersebut, karena keluarganya tahunya masalah itu sudah selesai tapi malah semalam terjadi seperti itu (terjadi ledakan)," pungkasnya.

Baca juga: Ledakan di Asrama Polisi Grogol Sukoharjo : Nahasnya Bripka Dirga, Mau Buang Paket, Meledak Duluan

Baca juga: Penjelasan Polda Jateng soal Ledakan Asrama Polisi Sukoharjo : Bukan Terorisme

Sekretaris Badan Kesbangpol Klaten, Dhody Hermanu, mengatakan jika pihaknya mendatangi rumah ANH untuk memastikan kejadian yang sebenarnya melalui orangtuanya.

"Jadi Kesbangpol itu datang untuk mencari tahu perkembangannya seperti apa, ini juga dalam rangka untuk kondusif wilayah (Klaten)," ungkapnya.

"Sekaligus ini adalah perintah dari Bupati Klaten, (saya) disuruh menemui orang tuanya tapi ternyata malah bisa ketemu langsung sama anaknya," tambahnya.

Dirinya mengaku, bahwa kunjungannya tak sendiri, namun pihaknya didampingi pemerintah desa setempat mulai dari RT, RW, kepala desa, camat hingga anggota Polsek Polanharjo.

Dari kunjungan tersebut dirinya telah memastikan bahwa yang bersangkutan tidak terafiliasi oleh pihak manapun.

Lanataran kasus tersebut sudah dinyatakan selesai pada tahun 2021 yang lalu.

"Yang bersangkutan juga tidak dikenakan wajib lapor tapi kalau ada panggilan terkait peristiwa semalam yang bersangkutan diminta datang," pungkasnya.

Dhody menambahkan bahwa yang bersangkutan merupakan THL di BUMdes Sidowayah. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved