Berita Sragen Terbaru
Dilema Perajin Tahu Sragen, Tak Berani Ubah Harga & Kurangi Ukuran saat Harga Kedelai Impor Meroket
Harga kedelai impor di Sragen kembali naik. Terkini, harganya berada di kisaran Rp13.000/kilogram. Hal ini membuat perajin tahu Sragen menjerit
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Sebab, hanya itu yang bisa dilakukan perajin tahu dan tempe dalam menghadapi tingginya harga kedelai.
Di antaranya perajin tahu dan tempe di Kabupaten Boyolali.
Pasalnya, harga kedelai terus mengalami kenaikan dari hari ke hari.
Perajin yang tak mau dikomplain pelanggan karena menaikkan harga sesuai dengan naiknya harga bahan baku hanya bisa mengotak-atik ukurannya saja.
Subandi salah satu perajin tempe yang memperkecil ukuran tempe yang dia jual.
Perajin tempe di Dukuh Bantulan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono itu menyebutkan jika harga kedelai saat ini sudah Rp 12.850/kg.
Bahan utama pembuatan tempe itu naik setiap hari.
"Rata-rata kenaikan berkisar 100 hingga 200 rupiah," jelasnya kepada TribunSolo.com, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Nasib Produsen Tahu di Boyolali, Harga Kedelai Terus Naik: Tak Balik Modal
Baca juga: Warga Giritontro Wonogiri Buat Tempe Raksasa: Beratnya 1 Kwintal, Harus Dipikul 18 Orang
Tak ada cara lain, kecuali merubah ukuran tempe yang dia jual.
Jika biasanya, tempe berukuran 27 sentimeter itu dia jual dengan harga Rp 5 ribu.
Namun saat ini, ukurannya dia kurangi jadi 25 sentimeter.
"Kalau harganya masih sama Rp 5 ribu. Tebalnya juga sama 3 sentimeter. Cuma ukurannya yang saya pendekken 2 Senti," katanya.
Dia mengaku sudah beberapa kali dia merubah tempe produksinya itu.
Dengan mengurangi ukuran itu, pelanggan masih tetap mendapatkan harga yang sama.
Karena memang, jika harga jual dinaikkan dipastikan akan banyak pelanggan yang komplain.
"27 centi sekarang 25 centi ya kaya gitu untuk mensiasati, supaya pembeli ini tidak terkejut,” jelasnya.
Mardiyono produsen tahu mengungkapkan hal senada.