Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Kunci Sukses Warung Rica Bu Sartini Solo : Ada Resep Khusus yang Dijaga,Agar Tak Jatuh ke Orang Lain

Pemilik warung legendaris bernama Warung Rica Bu Sartini (Rica ISI) tutup usia, Senin (3/10/2022). 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/ Dok YouTube Nex Carlos
Sosok Sartini pemilik warung legendaris bernama Warung Rica Bu Sartini (Rica ISI) di Jalan Halilintar No.86, Kelurahan/Kecamatan Jebres, Kota Solo. Bagi mahasiswa ISI dan UNS, warung ini sangat melegenda. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Siapa yang tak kenal sosok Sartini. 

Ya, pemilik warung legendaris bernama Warung Rica Bu Sartini (Rica ISI) itu, tutup usia, Senin (3/10/2022). 

Tentunya bagi mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) dan Universitas Sebelas Maret (UNS), warung itu adalah pemadam rasa lapar.

Lokasinya ada di Jalan Halilintar No.86, Kelurahan/Kecamatan Jebres.

Mereka baru saja kehilangan sosok yang berperan besar menjaga perut di tengah perkuliahan.

Warung yang biasanya dipenuhi dengan pelanggan yang mencicipi kuatnya bumbu pedas rica ayam, kini dipenuhi dengan pelayat.

Lantas, bagaimanakah Sartini selama puluhan tahun menjaga masakannya, sehingga sering dikunjungi Youtuber kuliner terkenal hingga artis?

Sri Sardiani, putri kelima Sartini yang kini menggantikan perannya mengurusi dapur.

"Sudah agak lama yang mengelola anak. Ibu tinggal dampingia," tuturnya saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (4/10/2020).

Namun, menurut pengakuannya, banyak pelanggan merasakan rasa masakannya sampai kini tidak berubah.

Itu berkat petuah ibunya yang selalu terngiang di telinganya.

"Harus tetap menjaga kualitas, rasa, pelayanan harus diutamakan," terangnya.

Baca juga: Sartini, Sang Pendiri Warung Rica ISI nan Legendaris Meninggal, Pelanggan Berbondong-bondong Melayat

Baca juga: Warung Makan Legendaris di Kawasan UNS dan ISI Solo, Menu Rica-rica Bu Sartini: Pedesnya Nagih

Selain rasanya yang melegenda, harganya yang murah selalu menjadi andalan.

"Awal buka Rp 5.000 per porsi. Sekarang satu porsi cuma Rp 10.000 per porsi. Tambah sayur Rp 1.000, soalnya sini lingkungan kampus," jelasnya.

Ini yang membuat pelanggan setianya terus bertambah, sehingga gang yang sempit selalu dipenuhi motor dan mobil.

"Dari Surabaya sampai ke sini karena kangen," jelasnya.

Ia pun ingin membuka cabang untuk mengembangkan usahanya.

Namun, ia tetap ingin agar keluarga yang mengelola, karena tidak ingin resepnya jatuh ke orang lain.

"Setiap warung punya resep rahasia. Makanya yang mengelola keluarga. Dulu ada mau buka di UMS. Ada juga di Jogja," tuturnya.

Namun, karena masih kewalahan mengurusi pelanggan warung yang setiap hari berjubel, ia harus mengurungkan niatnya untuk sementara waktu. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved