Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Pemilik Pertama Pabrik Gula Mojo : Pengusaha Kaya Raya Asal Belanda yang Hidup Sederhana di Sragen

Pengusaha kaya raya asal Belanda bernama Willibald Dagobert van Nispen ternyata merupakan pemilik pertama Pabrik Gula Mojo di Sragen

TribunSolo.com/Septiana Ayu
Foto Willibald Dagobert van Nispen, pemilik pertama Pabrik Gula Mojo di Sragen. Van Nispen merupakan orang Belanda yang kaya raya dan menetap di Sragen usai menikahi perempuan setempat. 

Di Sragen, Van Nispen menikah dengan seorang perempuan dan tinggal di Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Van Nispen juga mendirikan Pabrik Gula Mojo yang saat ini masih beroperasi.

Di waktu kepemilikannya, Pabrik Gula Mojo diketahui memeperkerjakan para warga sekitar.

Terdapat cerita tutur yang berkembang di masyarakat, dimana konon Van Nispen dikenal orang sakti.

Baca juga: Motor Honda Beat Tak Bertuan Bikin Warga Sragen Geger : Sengaja Ditinggal Pemiliknya, Gegara Hal Ini

Baca juga: Pria Muda di Sragen Ditemukan Sudah Jadi Mayat, Keheningan Malam Hari Mendadak Berubah Jadi Gempar

Yakni, Van Nispen dianggap mampu memberhentikan kereta yang tengah melaju dan membuat kereta tersebut berjalan mundur hanya dengan tangannya.

"Konon beliau terkenal sakti, karena bisa menghentikan kereta api, kan di Pabrik Gula Mojo sebelaunu ada stSiun kereta, jadi ketika kereta api berjalan, beliau melambaikan tangan, keretanya berjalan mundur sendiri," ujarnya.

"Padahal kan sebetulnya beliau juga pemilik wilayah situ, kalau dia melambaikan tangan mundur, ya mundur, siapa yang berani sama beliau, bukan karena sakti, tapi beliau punya kewenangan, saya kira itu," imbuhnya.

"Kalau zaman dulu, penduduk dan warga sekitar heran, kereta yang sudah berangkat, dengan hanya beliau melambai kemudian berhenti, keretanya mundur dan dia naik, ikoniknya itu," kata pria yang kerap disapa Kanjeng Nuky itu.

Saat itu, orang Belanda yang tergabung dalam Vorstenlanden memiliki kekayaan yang luar biasa dan tanah yang banyak dan luas.

Lantaran dulu wilayah Surakarta masih berbentuk hutan bukan rumah-rumah seperti saat ini.

Lahan tersebut digunakan untuk perkebunan dan hasilnya diekspor ke luar negeri.

"Kalau di Sragen, Van Nispen hampir memiliki 80 persen lahan yang ada disana," ujarnya singkat.

"Bukan hanya pengusaha, tapi saya kira hampir bisa dikatakan tanah-tanah disana (Sragen) hampir bisa dikuasai oleh dia, walapun itu sewa," tambahnya.

Meski begitu, Van Nispen diriwayatkan merupakan sosok yang sederhana.

Meski lahir sebagai orang Belanda, Van Nispen sehari-hari berkelakuan seperti orang Jawa pada umumnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved