Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Asal-usul Dukuh Tunggon Sragen : Soal Kesetiaan, Istri Menunggu Suami Lama, Ternyata Meninggal Dunia

Menunggu itu tidak semua orang mampu, tetapi di Sragen ada daerah yang mempunyai cerita soal menunggu.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Gapura masuk Dukuh Tunggon, di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Di dukuh itu yang dalam bahasa Indonesia adalah menunggu, mempunyai cerita unik. 

Jenazah Mbah Sedo Kakung kemudian dimakamkan di Desa Celep, yang masih ada hingga kini.

Pada saat itu, tidak ada alat komunikasi untuk memberi tahu Mbah Sedo Putri, jika suaminya sudah meninggal dunia.

"Mbah Sedo Putri tidak tahu suaminya sudah meninggal, Mbah Sedo Putri menunggu suaminya itu," katanya.

Tak Junjung Pulang

Namun, waktu terus berjalan dan Mbah Sedo Kakung tak kunjung pulang.

Sampai pada akhirnya, Mbah Sedo Putri mendapat kabar jika sang suami tercinta sudah meninggal dunia dan sudah dimakamkan di desa lainnya, yang jaraknya cukup jauh.

Dengan hati yang masih diselimuti duka, Mbah Sedo Putri kemudian mendatangi makam sang suami.

Setelah mengetahui tempat peristirahatan terakhir sang suami, kemudian Mbah Sedo Putri kembali pulang dan menghabiskan sisa hidupnya di rumah sederhana yang dibangun oleh sang suami.

"Kalau di sini Tunggon, karena Mbah Sedo Putri menunggu di sini, makanya namanya Tunggon," singkatnya.

Baca juga: Mitos Kolam Renang Umbul Ngepok di Kedawung Sragen, Airnya Dipercaya Bisa Sembuhkan Segala Penyakit

Hingga kemudian, Mbah Sedo Putri meninggal dunia dan dimakamkan di Dukuh Tunggon.

Hingga saat ini, makam Mbah Sedo Putri dikeramatkan dan dulu banyak orang yang datang untuk mencari berkah.

Di Dukuh Tunggon, juga terdapat umbul Ngepok yang konon dipercaya bisa menyembuhkan segala penyakit.

Umbul tersebut kini sudah dibuat kolam, yang bisa digunakan oleh warga untuk rekreasi sekaligus terapi kesehatan.

Menurut Citro, air dari umbul Ngepok lebih segar dan tidak menimbulkan kerak atau berlumut.

"Kalau air dari Umbul Ngepok itu sebenarnya sama saja, namun tidak berlumut, di sana dikasih batu besar, juga tidak berlumut, rasanya juga berbeda," jelasnya.

"Dulu banyak orang sering datang kesini, saya pernah memandikan orang yang tidak bisa berjalan, akhirnya bisa sembuh, umbulnya nyembur dari dalam tanah, ukurannya cukup besar," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved