Makna Siraman Sesuai Adat Jawa dan Tata Caranya
Ritual ini bertujuan untuk membersihkan sepasang calon pengantin lahir dan batin.
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Para pinisepuh yang bertugas membawa ubarampe mengiringi dari belakang.
Ubarempe tersebut berupa jarik grompol satu lembar, nagasari satu lembar, handuk, dan padupan.
3. Setelah semua siap, acara diwali dengan doa, kemudian orang tua mengawali menyiram calon pengantin menggunakan air yang telah tersedia.
Orang yang pertama menyirami calon pengantin adalah bapak pengantin, diikuti oleh ibunya, kemudian para pinisepuh yang telah diminta untuk ikut menyirami calon pengantin dan memberi berkah.
Siraman calon pengantin diakhiri oleh juru rias, atau sesepuh yang sudah ditunjuk atau disepakati.
4. Pada akhir Siraman, juru rias atau sesepuh mengeramasi calon pengantin menggunakan landha merang, santen kanil dan banyu asem, serta meluluri tubuh dengan konyoh, kemudian menyiram lagi sampai bersih.
Setelah itu, calon pengantin memanjatkan doa, dan kemudian juru rias mengucurkan air kendhi untuk berkumur sebanyak tiga kali.
Selanjutnya juru rias mengguyurkan air kendhi ke kepala sebanyak tiga kali, membersihkan muka, telinga, leher, tangan, kaki sebanyak tiga kali.
Setelah air kendhi habis, juru rias memecah kendhi di depan kedua orangtua calon pengantin.
5. Acara dilanjutkan dengan membawa calon pengantin menuju kamar pengantin.
Calon pengantin digandeng oleh kedua orangtuanya menuju kamar pengantin untuk mengeringkan tubuh dan disiapkan untuk melaksanakan prosesi selanjutnya, yakni upacara Ngerik.
(*)