Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Keraton Solo Ricuh

Cucu PB XI Angkat Bicara Soal Konflik Keraton Solo, Ungkap Penyebab Konflik Tumbuh Subur 

Menurut Cucu PB XI, ada dua hal yang menjadi penyebab konflik di Keraton. Salah satunya Raja yang dia sebut tidak bisa merangkul semua pihak.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Cucu PB XI, Bendoro Raden Mas Nugroho Iman Santoso. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, SOLO- Hampir 2 Dasawarsa Keraton Kasunanan Surakarta dilanda konflik internal.

Konflik yang dimulai sejak tahun 2004 itu belum menunjukkan akan berakhir.

Keraton kembali memanas pada Jumat malam (23/12/2022).

Terjadi kericuhan yang  melibatkan kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan Raja Keraton Solo, SISKS Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi dan Lembaga Dewan Adat (LDA).

Untuk diketahui, LDA adalah mereka kerabat keraton yang berisi para adik dan anak raja.

Bendoro Raden Mas Nugroho Iman Santoso, angkat bicara soal konflik internal di keraton Kasunanan Surakarta ini.

Salah satu cucu Pakubuwono XI itu membeberkan jika konflik keraton ini dimulai sejak 2004.

Setelah sedikit redam, konflik keraton berlanjut lagi ke seri kedua di tahun 2017 hingga sekarang.

"Konflik  Kasunanan memang berkelanjutan, berseri-seri, dan belum akan menunjukkan tanda-tanda akan selesai," jelas Nugroho, kepada TribunSolo.com.

Menurutnya ada dua hal yang mengakibatkan konflik di keraton Kasunanan Surakarta ini tumbuh subur.

Pertama dari pemerintah, Keraton Kasunanan Surakarta yang sudah menyatakan bergabung dengan negara kesatuan republik Indonesia tapi produk-produknya belum bisa mengakomodir semua kalangan.

"Justru keputusan-keputusan pemerintah itu, mengakibatkan kasunanan itu terpecah-pecah," kata dia.

Baca juga: Upaya Mediasi Konflik Keraton Solo, Dua Kubu Tanggapi Berbeda: LDA Setuju, Pihak PB XIII Menolak

"Ada kubunya Gusti Tedjo, ada kubunya Sinuhun sendiri dan ada kubu LDA atau Gusti Moeng," ujar Nugroho.

Kemudian, dari Raja sendiri menurutnya juga gagal memimpin Keraton Kasunanan Surakarta.

"Keraton kan sudah ada rajanya. Otomatis semua harus wajib tunduk, tunduk akan perintah-perintah beliau, sabda-sabda beliau dan seterusnya," papar dia.

Akan tetapi, lanjutnya manajemen Sinuhun PB XIII gagal.

Ada dua hal yang krusial dalam konteks kekuasaan.

Raja tak mampu merangkul semua kubu.

Sehingga kubu-kubu di internal Keraton ini tumbuh subur sampai sekarang.

"Raja sebenarnya berhak menumpas lawan-lawan politiknya. Kalau tidak suka dengan katakanlah LDA, dan itupun (penumpasan) tidak mampu dilakukan oleh manajemen Pakubuwono XIII, akhirnya yang terjadi berkelanjutan terus menerus," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved