Berita Sragen Terbaru
Nestapa Penjual Suvenir di Museum Sangiran Sragen : Wisatawan Wira-wiri, Tapi Pulang Tak Bawa Uang
Terdapat rute masuk yang baru ke ruang display Museum Sangiran. Yakni, wisatawan dibawa ke cafetaria dan deretan kios suvenir terlebih dahulu.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Penjual suvenir hanya bisa terduduk, melihat wisatawan yang keluar masuk Museum Sangiran, Sragen.
Padahal menurut pengelola Museum Sangiran, Ika Karolina, kunjungan Museum Sangiran mengalami peningkatan di musim libur natal dan tahun baru (nataru) 2022.
"Libur nataru ini ada peningkatan jumlah pengunjung hingga pukul 10.00 WIB sudah ada 150 pengunjung," kata Ika, kepada TribunSolo.com, Jumat (30/12/2022).
Kebanyakan wisatawan datang bersama keluarga karena bertepatan dengan libur anak sekolah.
Tak hanya itu, kebanyakan wisatawan datang dari luar Kabupaten Sragen, seperti Yogyakarta, Jakarta hingga Bandung.
Baca juga: Pengamat Pariwisata Sebut Gunung Kemukus dan Museum Sangiran Jauh Lebih Populer dari Sragen
Meski kunjungan meningkat, hal itu tidak dirasakan dampaknya oleh pedagang suvenir di dalam kawasan Museum Sangiran.
Diketahui, mulai hari ini terdapat rute masuk yang baru ke ruang display Museum Sangiran.
Yakni, wisatawan dibawa ke cafetaria dan deretan kios suvenir terlebih dahulu.
Meski begitu, kebijakan tersebut ternyata belum berdampak ke para penjual suvenir.
"Hari ini tidak ramai, kan ini jualan suvenir, suvenir sebenarnya dilewati keluarnya tamu, lha ini dilewati pas masuknya tamu, jadinya sepi, biasanya kan pengunjung beli kenang-kenangan waktu pulang," kata seorang penjual, Sumiyati kepada TribunSolo.com, Jumat (30/12/2022).
"Harusnya ditempatkan di pintu keluar, ini sepi sekali, ini jam segini belum dapat uang sama sekali, dari pagi belum dapat uang," tambahnya.
Baca juga: Museum Miri Sragen Ungkap Sisi Lain Zaman Purba di Kawasan Sangiran : Fosil Gajah hingga Akar Bakau
Lanjutnya, ketika penjual menawari oleh-oleh kebanyakan wisatawan akan menolak dengan alasan ingin melihat-lihat Museum Sangiran.
Sedangkan, saat ini di Museum Sangiran juga diberlakukan tour guide, sehingga pengunjung akan diarahkan ke pintu keluar, tidak kembali ke pintu masuk tempatnya berjualan.
"Sebelum ada tour guide, kalau sudah masuk pameran 3 biasanya lepas, ada yang keluar lewat pintu keluar ada yang balik lagi kesini, sekarang ada tour guide diarahkan ke pintu keluar semua," jelasnya.
"Selama libur nataru ini sepi, kemarin hari Rabu tidak dapat uang sama sekali," tambahnya.
Menurutnya, ada rencana para penjual suvenir dipindah ke jalan pintu keluar.
Namun, mereka harus menunggu kurang lebih 1 tahun lagi untuk pindah di lokasi yang lebih ramai.
(*)