Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Wonogiri : Sego Berkat Khas Wonogiri, Hidangan Berbungkus Daun Jati dengan Beragam Lauk

Sego Berkat atau nasi berkat biasanya hadir di momen-momen tertentu, misalnya hajatan besar sebuah keluarga.

TribunSolo/Bima
Sego Berkat di Rumah Makan Nila Kencana yang berada di Jalan Raya Wonogiri-Pracimantoro, Desa Sendang Wonogiri. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Sego Berkat atau nasi berkat biasanya hadir di momen-momen tertentu, misalnya hajatan besar sebuah keluarga.

Di Wonogiri biasanya sego berkat digunakan sebagai angsul-angsul atau oleh-oleh bagi para tamu undangan ketika menghadiri suatu acara hajatan.

Baca juga: Kuliner Solo : Wedangan Pak Tres Jayengan, Sudah 12 Tahun Berjualan, Menu Mie Nyemek Jadi Andalan

Tak seperti sego bancakan, sego berkat sejatinya berbeda meskipun sama-sama dibungkus dengan daun jati, yang membedakan adalah variasi lauk dalam sebungkus sego berkat.

Dalam satu bungkus sego berkat, biasanya berisi nasi dengan lauk semur daging sapi, bihun dan oseng-oseng lombok ijo.

Namun, saat ini tak perlu harus ke acara hajatan terlebih dahulu untuk menikmati sego berkat. Sebab di Wonogiri, banyak warung yang menjual sego berkat sebagai menu andalan.

Misalnya di Rumah Makan Nila Kencana, warung makan yang berkonsep alam itu juga menyediakan sego berkat dengan harga Rp 20 ribu per bungkus.

"Beda dengan nasi bancakan, kalau nasi berkat isinya daging sapi, bihun dan oseng lombok," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Selasa (3/1/2023).

Baca juga: Kuliner Solo : Cicipi Segarnya Es Bingsoo Korea Arum Manis, Jajanan dari Susu Tawar yang Lagi Viral

Dia mengatakan memang sego berkat biasanya muncul di acara-acara hajatan warga tak terkecuali hajatan yang besar, seperti resepsi pernikahan.

"Katanya dari kata berkah, sehingga ada keberkahannya. Itu adalah menu istimewa karena dulu jarang ada nasi putih," imbuh Sugiyanto.

Di warungnya, Sugiyanto menyediakan menu sego berkat setiap hari. Menurutnya, setiap hari ada saja orang yang mencari menu tersebut.

Padahal di warungnya itu yang menjadi menu utama adalah olahan ikan nila, mulai dari ikan bakar, ikan goreng, bothok ikan hingga pepes ikan.

"Yang mencari juga banyak. Sehari biasanya 50 porsi habis itu. Dari awal warung berdiri sudah ada menu tersebut," kata Sugiyanto.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved