Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Peternak Sragen Pilih Tak Jual Sapi Terjangkit LSD : Rugi, Harga Rp15 Juta Hanya Laku Rp3-4 Juta

Harga sapi akan menurun drastis jika terdapat gejala LSD atau terjangkit penyakit lainnya, tidak sampai setengah dari harga asli

Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
Peternak memberi makan di kandang komunal yang ada di Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Kamis (19/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Belum rampung wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), peternak di Sragen kini kembali dipusingkan dengan merebaknya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Di Kabupaten Sragen, per Kamis (19/1/2023) tercatat sudah ada 355 ekor sapi yang terjangkit LSD.

Anggota peternak di kelompok tani Ekopoyo Jetak, Sudirman mengatakan sapi yang terjangkit LSD biasanya tidak mau makan.

"Makannya jadi turun, sedikit kurus, terus menjaga kesehatan sapi kalau sudah begitu ya susah, comboran ya badannya panas," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (19/1/2023).

Ia menuturkan harga sapi akan menurun drastis jika terdapat gejala LSD atau terjangkit penyakit lainnya.

Maka dari itu, para peternak memilih untuk tidak menjual sapi yang mengalami gejala terjangkit penyakit.

"Ya tidak dijual, biasanya kalau sapi ada gejala sakit dijual malah tidak ada harganya, harganya separuh tidak ada," jelasnya.

Baca juga: Uji Coba di Sragen, ETLE Drone Bisa Memotret Pelanggaran dari Ketinggian 30 Meter

"Misalnya harganya Rp 15 juta, kalau sakit paling harganya menjadi Rp 6 juta atau paling tidak Rp 3 juta sampai Rp 4 juta saja," tambahnya.

Para peternak pun memilih merawat ternak-ternak yang sakit sampai kembali pulih.

Pejabat Fungsional Medik Veteriner Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Sragen, Ana Margaretha membenarkan jika sapi terjangkit LSD membuat nilai ekonomi menurun.

Dikarenakan LSD merusak morfologi daging atau otot sapi.

"Jadi seperti ada benjolan di dagingnya, memang secara morfologi atau kasat mata, dia tidak seperti daging yang berserat halus, kalau LSD itu sudah ada bekas benjolan," terangnya.

Baca juga: Sragen Mulai Lakukan Vaksinasi LSD, Terima 4 Ribu Dosis, Prioritas Sapi Sehat dan Belum Tertular

"Jagal memang tidak mau menjual daging seperti itu, karena memang tidak laku dijual, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar," tambahnya.

Sapi-sapi bisa sembuh namun harus mendapatkan pengobatan yang baik, dengan waktu penyembuhan sekitar 2 minggu hingga 1 bulan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved