Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pembunuhan Siswi SMP di Sukoharjo

Kasus Dibunuhnya Siswi SMP di Sukoharjo Berbalut Open BO: Akademisi Ingatkan Cek Ponsel Anak

Kasus Pembunuhan siswi SMP yang membuka Open BO jadi perhatian untuk orang tua. Harus ada komunikasi yang baik apalagi di tengah majunya teknologi.

TRIBUNSOLO.COM/HANANG YUWONO
Ilustrasi WhatsApp. Sejumlah pengguna mengeluhkan WhatApp error pada Selasa (25/10/2022) siang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kasus pembunuhan siswi SMP di Sukoharjo, E (14) setelah membuka layanan seks berbayar atau open BO melalui aplikasi MiChat menyedot perhatian banyak pihak.

Setelah melayani teman kencannya, E dibunuh dengan ditusuk pisau, kemudian ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di tanah kosong di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, pada Selasa (24/1/2023) lalu.

Kasus ini pun membuat prihatin masyarakat.

Fakta pahit terungkap : seorang ABG yang bersekolah di SMP negeri yang cukup baik di Kota Solo, sampai bisa membuka layanan open BO melalui ponselnya. 

Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua? 

Akademisi dari Yayasan Al Firdaus, Luthfita Ayu mengatakan hal itu boleh saja dilakukan, tapi orangtua lebih dulu harus mengadakan kesepakatan dengan anak. 

"Soal privasi tersebut perlu adanya kesepakatan dengan anak, atau persetujuan dengan anak," kata Terapis Okupasi Puspa Al Firdaus ini kepada TribunSolo.com, Rabu (25/1/2023).

Dalam hal ini, bisa saja anak menolak permintaan orang tua karena menyangkut privasi.

Baca juga: Cerita Lengkap Pembunuhan Siswi SMP di Sukoharjo: Open BO di MiChat, Pelaku Ngamuk Gegara Belum Puas

Namun, orang tua wajib mengetahui apa alasan anak melarang orang tua memeriksa handphonenya. 

"Sehingga tidak menimbulkan konflik antara anak dan orang tua, karena komunikasi sangat penting dalam perkembangan masa remaja anak," jelasnya. 

"Sering diajak sharing, ngobrol, bisa membuat kualitas berpikir anak menjadi lebih positif, dibanding hanya didiamkan saja atau dibentak-bentak," imbuhnya. 

Menanggapi kasus E, Ayu mengaku kaget karena di usia remaja seharusnya digunakan anak untuk menuntut ilmu dan mencari kesibukan yang positif.

Bukan malah ke arah yang negatif. 

Kasus ini, menurut Ayu perlu ditindaklanjuti, seperti menggelar sosialisasi dari pihak sekolah dengan orang tua siswa untuk bekerja sama dalam mendidik anak. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved