Berita Sragen Terbaru
Cerita Tentang Makam Kuno di Karungan Sragen, Warga Sebut Makam Nyi Ageng Serang
Ada sebuah kisah yang diceritakan turun temurun tentang makam kuno di Desa Karungan, Sragen. Makam itu diyakini adalah makam Nyi Ageng Serang.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Kemudian, Joko menemui seorang warga Ungaran, yang merawat makam tersebut, dan barulah ia tahu kisah Raden Ayu Serang.
Sosok perempuan itu datang ke suatu wilayah yang masih berbentuk hutan dalam keadaan sakit pada tahun 1825.
Kemudian, disana didirikan sebuah pendopo yang menghadap ke timur, dimana setiap sudutnya dijaga oleh pengawal Raden Ayu Serang.
Bukan tanpa alasan, daerah tersebut dijadikan tempat persembunyian Raden Ayu Serang dan pengikutnya, yang juga bagian dari strategi perangnya.
"Pertahana paling kuat itu ada di Kawistu, paling timur Karungan, kalau orang mau masuk kesini pasti selalu bingung, karena harus melewati sungai yang unik, yakni melingkar-lingkar berbentuk huruf S," jelasnya.
"Tempatnya itu ditengah sungai, sehingga musuh mau masuk ke pertahanan itu tidak bisa, karena dari arah mana-mana dikelilingi sungai, musuh sulit menembus Kawistu itu," jelasnya.
Raden Ayu Serang menjalani sisa-sisa hidupnya di tempat tersebut hingga menghembuskan nafas terakhir.
Setelah kepergiannya, Raden Ayu Serang dimakamkan tak jauh dari pendopo, dan pendopo tersebut tidak ada yang berani menempati.
Kemudian, para pengawal Raden Ayu Serang terlanjur nyaman hidup di daerah tersebut, sembari menjadikan wilayah yang dulunya hutan, disulap menjadi kebun dan sawah.
Hasil panen bercocok tanam mereka kemudian dimasukkan ke dalam karung, dan disimpan di Sentong Pendopo.
"Kemudian, apabila ada warga yang gagal panen, disuruh ambil hasil bumi tersebut, sehingga rasa solidaritasnya begitu tinggi," jelasnya.
Nilai-nilai itulah yang masih dipertahankan warga Desa Karungan hingga kini.
Kedepannya, pihak pemerintah desa ingin menjadikan keberadaan makam tersebut sebagai wisata religi, yang digabung dengan Pasar Bahulak yang lebih dulu ada.
"Mungkin kedepannya, disamping makam itu dipasang keramik, untuk orang berziarah, nanti bisa digabung dengan Pasar Bahulak, karena jaraknya tidak terlalu jauh," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.