Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Ternyata Ini Arti Nama Sukowati, Julukan Kabupaten Sragen:  Harapan Agar Hidup Senang 

Sukowati, julukan kabupaten Sragen ternyata memiliki nama dengan harapan agar ada kebahagiaan dan dihindarkan dari hal yang tidak diinginkan.

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Suasana sarasehan budaya dan sejarah di Pendopo Bupati Sragen, Jumat (27/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kabupaten Sragen terkenal dengan julukan Bumi Sukowati

Namun, ternyata nama Sukowati bukan hanya sekadar julukan, namun memiliki makna mendalam dan sejarah yang panjang. 

Budayawan asal Ngawi, yang juga seorang dalang, Suparno Padmo Kesowo mengatakan terdapat tiga istilah Sukowati

"Ini bukan merupakan ilmiah, meski begitu, tapi kalau dipelajari, ya lebih baik, jadi ada 3 istilah, yakni Sakawati, Sokawati dan Sukowati," katanya dalam acara sarasehan budaya dan sejarah di Pendopo Bupati Sragen, Jumat (27/1/2023). 

"Dari 3 istilah itu, yang perlu dimaknai adalah dari kata-kata itu sendiri," tambahnya. 

Yang pertama, Suparno menguraikan makna dari istilah Sakawati, yang terdiri dari dua kata, yakni saka yang berarti guru atau cagak (tiang), dan wati adalah jagat atau alam dunia.

"Sehingga sakawati itu adalah cagake jagat," singkatnya. 

Ia mengatakan, nama Sakawati ada di dalam ilmu pedalangan yang Suparno kuasai. 

Menurutnya, Sakawati ada hubungan erat dengan Eyang Manikmoyo, yang merupakan penguasan Lawu, yang waktu itu Lawu masih bernama Mahendra. 

Singkat cerita, Eyang Manikmoyo memiliki keturunan yang berkuasa di pegunungan kendeng sebelah selatan yang membentang dari Jombang hingga Purwodadi saat ini. 

"Putra-putra Manikmoyo itu adalah orang-orang kenamaan, yang menjadi cikal bakal, bibit cekawis, memberikan ajaran istiadat tata kehidupan yang berlaku di Pulau Jawa ini," jelasnya.

Baca juga: Sosok Van Nispen, Pendiri Pabrik Gula Mojo yang Dimakamkan di Tengah Jalan Raya Sukowati Sragen

"Kemudian dari situ, saka-saka atau cagak-cagak menjadi panutan, ya itulah dikatakan sebagai sakawati, atau reksakaning jagat," tambahnya. 

Kemudian, sokawati mempunyai makna kita harus menyadari kita berasal dari alam, kemudian akan kembali ke alam. 

Selanjutnya, ada nama Sukowati yang populer sejak tahun 1700an atau saat era Mataram Islam. 

Ia menguraikan, Sukowati terdiri dari dua kata, yakni Suko atau suka, dan wati adalah jagat atau alam. 

"Makna Sukowati, mudah-mudaham bisa hidup senang di kehidupan ini, jangan sampai ada kesulitan dan kesusahan, maupun hal-hal lain," jelasnya. 

Ia mengatakan ketiga istilah tersebut sebenarnya memiliki maksud dan tujuan yang sama. 

Sama-sama mengajarkan kebaikan dengan harapan bisa menjadikan generasi berikutnya bisa seperti sosok-sosok pendahulu. 

"Dari 3 istilah itu, sebenarnya tidak ada hal lain, namun hanya ada satu tujuan, yaitu pada intinya melahirkan orang-orang seperti mereka-mereka pendahulu," jelasnya. 

"Yakni orang-orang yang berjiwa tinggi, punya pengabdian yang luhur terhadap ibu pertiwi, dan mampu menunjukkan semangat-semangatnya kepada kita semua, dengan dasar kira masih bisa menerima hasil dan manfaat itu," terangnya. 

"Kemudian apa yang akan kita raih, itu tergantung kita sendiri, sejatinya sing sopo nggawe bakal nganggo, sopo nyilih-nyilihake sing utang bakal nyaur, kalau tidak berbuat hal yang positif, apa yang akan kita tinggalkan kepada anak cucu?," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved