Klaten Bersinar
Selamat Datang diĀ KlatenĀ Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Kisah Manis Mario di Boyolali : Berhenti Jadi Karyawan Lalu Beternak Domba, Omzetnya Setengah Miliar

Mario Febrianto di Kabupaten Boyolali membuktikan jika keluar dari karyawan bisa mendatangkan uang meski jadi peternak domba.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Mario Febrianto menunjukkan domba di perternakan miliknya Bhinneka Farm Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Senin (6/2/2023). Dia merupakan mantan karyawan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masih ingat serangan Covid-19 yang bikin orang tertekan, ekonomi seret.

Namun, peluang usaha yang semula tak terpikirkan sama sekali akhirnya muncul.

Seperti Mario Febrianto di Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Mantan karyawan swasta perusahaan yang ada di Bali itu kini telah sukses berternak domba.

Sedikitnya ada 1.700 ekor domba yang dia pelihara.

Pandemi Covid-19 memaksanya meninggalkan gemerlapnya Pulau Dewata karena sepi.

Dia bersama istri kemudian memutuskan untuk tinggal di Urutsewu untuk mengembangkan usaha peternakan.

Mario yang sudah punya tekad untuk beternak, kemudian membangun Kandang mewah nan kokoh.

Itu supaya, dia benar-benar serius dan punya motivasi untuk bangkit kembali jika di tengah jalan ada kendala.

"Awalnya saya kambing (ternak kambing) tapi belum rejekinya lah. Kemudian di tahun 2022 itu kita ganti domba," jelasnya kepada TribunSolo.com, Senin (6/2/2023).

Baca juga: Dear Warga Solo, Gibran Sempat Akui Kejar Target dengan Naikkan PBB, Kini Melunak Akan Revisi Aturan

Saat memelihara kambing, dia cukup kesulitan untuk menjualnya.

Setelah, banyak konsultasi dan belajar melalui media yang ada, akhirnya memutuskan untuk beralih ke domba.

Namun, itu tak semudah membalikan telapak tangan.

Dia yang sejak awal sudah bulat untuk mengembangkan peternakan domba, langsung memasukkan 60 ekor domba.

Namanya baru merintis, ternyata Owner Bhinneka Farm itu dihadapan masalah serius.

Sedikitnya 38 ekor domba yang dia pelihara berujung mati.

Tapi dia tetap gigih, sehingga kematian hewan ternaknya itu tak menyurutkan semangat.

Justru dia lebih bersemangat untuk belajar.

"Saya kan sebelumnya tidak ada sama sekali background di dunia peternakan. Tapi dengan kendala itu saya malah lebih bersemangat," jelasnya.

Usaha tak akan mengkhianati hasil. Prinsip itu selalu dia pegang.

Perlahan tapi pasti, dia akhir menemukan formula yang pas baik dalam penggemuk domba maupun breding.

Bahkan jalan pemasaran terbuka lebar.

"Kalau pasar masih sangat luas. Ini saya masih kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar," tambahnya.

Domba yang dia pelihara terus bertambah.

Dia juga terus menambah populasi domba di kandangnya.

Domba yang dia pelihara ini dikirim ke beberapa daerah di Jawa tengah.

"Kita jualnya perkilogram hewan hidup. Untuk betina harga per kilogramnya Rp 58 ribu. Sedangkan untuk yang jantan itu Rp 78 ribu," tambahnya.

Dia menyebut dalam sebulan dia mampu menjual antara 500-600 ekor domba.

Omzet yang dia dapatkan pun mencapai Rp 500 juta.

"Penjualan domba ini juga tergantung musimnya ya. Kalau Januari kemarin ya kurang lebih 300-400 ekor," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved