Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Boyolali: Sate Ayam Madura Cak Said Tompen, Sehari 2 Ribu Tusuk, Jika Ramai 3 Jam Ludes

Harganya yang terjangkau, cita rasa bumbu kancang yang khas melekat pada potongan daging ayam bikin lidah ketagihan.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Tribun Solo / Tri Widodo
Sate ayam Madura Cak Said di depan Pasar Tompen, Banyudono, Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Sate Ayam Madura bisa dibilang kuliner sejuta umat.

Bagaimana tidak, menu olahan daging ayam itu dapat dengan mudah dijumpai di pinggir-pinggir jalan.

Baca juga: Kuliner Karanganyar: Bakmi Jowo Anglo Pak Aris, Rasa Maknyus Tanpa MSG, Langganan Tokoh Karanganyar 

Harganya yang terjangkau, cita rasa bumbu kancang yang khas melekat pada potongan daging ayam bikin lidah ketagihan.

Penyajianya yang cepat, juga menjadikan Sate Ayam satu diantara kuliner 'media' pembuka pintu rumah.

Banyak warga atau pekerja membeli sate bikinan warga pulau garam itu untuk dijadikan oleh-oleh.

Warung sate ayam Madura Cak Said merupakan satu diantara warung sate ayam yang legendaris.

Warung sate ini ada di pinggir jalan raya Bangak-Simo.

Buka setiap hari, mulai pukul 17.00 WIB.

Yang namanya usaha kuliner, waktu tutupnya pun tak tentu.

Jika lagi ramai, pukul 20.00 WIB dia sudah kukutan.

Terkadang juga hingga pukul 22.00 WIB, warga asli Sampang Madura itu baru tutup.

Cak Said sudah mulai jualan sate ini sejak tahun 1997.

Untuk mencari pelanggan, saat itu dia harus berkeliling hingga puluhan kilometer.

Namun usahanya akhirnya membuahkan hasil.

Banyak pelanggan yang suka dengan sate yang dia jajakan.

Dia pun akhirnya memutuskan untuk menetap di warung depan pasar Tompen, Desa Bangak, Kecamatan Banyudono, Boyolali.

Baca juga: Bisnis Kuliner Diduga Milik Keluarga Mario Dandy Banjir Ulasan Negatif, Kini Ratingnya Cuma 1,1

Dia mengaku rahasia satenya ini terletak pada bumbu sambal kacang dan cara membakarnya.

Sebelum dibakar, sate dilumuri dulu dengan bumbu kacang khas.

Setelah setengah matang, sate itu kemudian bumbui lagi yang kemudian dibakar hingga matang.

"Jadi tiga kali. Dua kali untuk proses pembakaran, dan sambal kacang terakhir di atas satenya sebelum dihidangkan," ujar Cak Said.

Untuk seporsi sate ayam plus lontong ini dibandrol dengan harga Rp 15 ribu.

Berisi 10 tusuk sate dan irisan lontong.

Dalam sehari, sedikitnya 2000 tusuk sate ludes.

" Kalau satenya saja. Pertusuk itu Rp 1.250," tambahnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved