Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Jumenengan Mangkunagara X

Di Balik Suksesnya Jumenengan Mangkunagara X : Ada 5 Kelompok Prajurit, Berjaga hingga Kawal Raja

Koordinator prajurit pembawa pedang dan tameng Mangkunegaran, Amin mengatakan acara Jumenengan ini dikawal lima jenis prajurit.

Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
Sejumlah prajurit yang bertugas saat peringatan 1 tahun kenaikan tahta KGPAA Mangkunagara X di Pura Mangkunegaran, Rabu (1/3/2023).   

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada lima kelompok prajurit yang bertugas saat peringatan 1 tahun kenaikan tahta KGPAA Mangkunagara X di Pura Mangkunegaran, Rabu (1/3/2023).             

Koordinator prajurit pembawa pedang dan tameng Mangkunegaran, Amin mengatakan acara Jumenengan ini dikawal lima jenis prajurit.

Untuk laki-laki prajurit Irantono dan Joyo Miseso smentara untuk perempuan yaitu Sinelir, Sorogeni dan Ladrang Mangungkung.

"Prajurit laki-laki yang membawa tameng dan pedang bertugas menjaga pintu depan Mangkunegaran," ucap Amin kepada TribunSolo.com.

Tidak hanya penjaga pintu Pura Mangkunegaran, namun prajurit pembawa tameng dan pedang tersebut juga menyambut tamu yang datang dan masuk ke Pura Mangkunegaran.

Selain itu dia juga ada prajurit laki-laki pembawa tombak berjumlah 40 orang.

Prajurit pembawa tombak bertugas di lingkungan dalam Mangkunegaran dengan berpencar.

"Untuk prajurit perempuan membawa senjata berupa panah gendewo dan cundrik," kata Amin.

Prajurit-Prajurit Mangkunegaran tersebut bebrapa merupakan abdi dalem dan beberapa mahasiswa dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Baca juga: Dua Tahun Jadi Wali Kota Solo, Kekayaan Gibran Naik Rp700 Juta, Punya Angsuran Rp10 Juta Per Bulan

Baca juga: Landaulet, Kereta Era MN VII yang Bawa Mangkunagara X Saat Kirab Jumenengan, Dulu Sering Buat Pesiar

Lebih lanjut dia menjelaskan, seragam yang dipakai prajurit putra Irantono yakni batik Coklat dan prajurit putra Joyo Miseso mengenakan pakaian hitam (wirotono) .

Selain iti amin menjelaskan untuk prajurit putri ini mempunyai makna Sambernyawa, di mana Sambernyawa ini bertugas sebagai prajurit pembawa senjata panah.

Semua prajurit putri membawa senjata busur panah, bertugas mengawal raja, sementara pakaian prajurit Sinelir menggunakan konde gelungan.

"Lalu prajurit putri Sorogeni mengenakan konde jenis kadal menek, dan prajurit putri Ladrang Mangungkung mengenakan ikat merah," aku dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved