Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gunung Merapi Erupsi

Di Balik Hujan Abu Merapi : Desanya Kena Hujan Abu, Petani Tlogolele Boyolali Tetap Panen Tomat

Hujan abu Gunung Merapi melanda tiga wilayah desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (11/3/2023).

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Petani di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tengah memanen cabai merah besar pasca diguyur hujan abu, Sabtu (11/3/2023). Erupsi Gunung Merapi kali ini cukup besar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Hujan abu Gunung Merapi melanda tiga wilayah desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (11/3/2023).

Hujan abu ini pun mengguyur sebagaian besar lahan pertanian di tiga desa itu.

Padahal, saat ini sebagian besar tanaman warga itu lagi masa panen.

Sayur dan buah hasil pertanian itupun tak luput dari abu vulkanik Merapi.

Tomat yang semula berwarna merah berubah jadi putih keabu-abuan.

Begitu juga dengan cabai merah besar dan cabai hijau pun bernasib sama.

Meskipun terdampak, tapi hal itu tak berpengaruh terhadap harga jual di pasaran.

Abu yang menempel itu cukup dikibaskan saja sudah rontok.

"Tidak ada. Ya harganya biasa saja tidak terdampak," kata Sunari Pari petani di Tlogolele, Kecamatan Selo, yang ditemui TribunSolo.com di area ladangnya.

Dia menyebut jika saat ini harga cabai merah besar dari petani sebesar Rp 23 ribu/kg.

Sementara harga tomat malah naik jadi Rp 5 ribu/kg.

Baca juga: Terima Surat Pengundurun Diri sebagai Menpora, Jokowi Segera Putuskan Siapa Pengganti Zainudin Amali

Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Abu Vulkanik Mengarah ke Boyolali, Jalur Wisata Selo Tak Terdampak

"Tomat ini lagi bagus. Kemarin Habis turun harganya. Sekarang naik lagi," tambahnya

Dia mengaku hujan abu ini juga tak berakibat pada tanaman.

Bahkan, jika setelah diguyur hujan abu lalu di hujan air tanah akan menjadi lebih subur.

Kelik Suharno mengatakan hal senada.

Hujan abu ini tak berdampak pada harga jual hasil pertanian warga.

Hanya saja hujan air yang masih terus mengguyur menjadikan cabai merah besar banyak yang gagal panen.

"Harga anjlok itu karena di panen dini. Karena kalau nunggu waktu panen takut malah busuk," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved