Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Demo Pabrik Aqua di Klaten

Lima Tuntutan Masyarakat untuk PT TIV Aqua Klaten, Soroti Soal Eksplorasi Air dan Truk Galon

Warga yang melakukan demonstrasi Pabrik Aqua di Klaten menuntut lima hal. Mereka menyoroti soal truk pengangkut galon hingga eksplorasi air.

|
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Demo di pabrik Aqua yang berada di Jalan Cokro-Delanggu, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten tak hanya pada Jumat (17/3/2023). Mereka yang tergabung dalam KAMGA menyampaikan sejumlah tuntutan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN- Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) sudah melakukan aksi sebanyak 3 kali.

Mereka menyoroti aktivitas perusahaan PT Tirta Investama (PT TIV) Aqua di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten yang membuat dampak ke warga sekitar.

Berikut tuntutan dari pihak AMGA terhadap PT Tirta Investama Aqua:

1. Investasi yang menyejahterakan masyarakat ring satu yang terdampak, dengan melibatkan pengusaha lokal sebagai mitra. Bukan bisnis semata.

2. Truk pengangkut galon Aqua tunduk dan tertib  sesuai aturan kelas jalan.

3. Kejelasan perizinan perusahaan air harus sesuai undang-undang yang berlaku, baik surat izin pakai (SIPA), analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL), dan sebagainya.

4. Eksplorasi air harus bertanggung jawab dan tidak mengganggu kebutuhan air bagi warga masyarakat dan suplai air untuk irigasi pertanian.

5. Dugaan praktek monopoli bisnis oleh PT TIV,  AMGA menuntut 90 persen pekerjaan dijalankan oleh masyarakat lokal.

Baca juga: Ternyata Demo di Pabrik Aqua Klaten Sudah Tiga Kali, Ini Tiga Tuntutan dari Aliansi Masyarakat

Ketua AMGA, Mukti Wibowo menyatakan bila tuntutan tidak dilaksanakan, maka privatisasi air harus diarahkan pada divestasi (pelepasan) ke masyarakat.

"Jika tidak terlaksana, maka sebaiknya tutup pabrik Aqua di Klaten," ungkapnya dikutip dari siaran press.

Sebelumnya, AMGA sendiri melakukan aksi demonstrasi di depan pabrik Aqua di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jumat (17/3/2023).

Ratusan massa berkumpul membawa tulisan ungkapan mengecam perusahaan tersebut.

"Kurang lebih ada 300 massa yang tergabung dalam aksi, terdiri dari petani, aktivis jalan, korban monopoli usaha, supir serta pengusaha," imbuhnya.

Klarifikasi PT Tirta Investama Aqua

Sementara, pihak PT Tirta Investama (PT TIV) perusaahan air minum dalam kemasan merk Aqua buka suara perihal demo dari massa aliansi masyarakat gugat aqua (AMGA) di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.

External Communication Manager Danone Aqua, Rony Rusdiansyah mengatakan, pihaknya menegaskan tetap mengutamakan duduk bersama terkait permasalahan yang diungkapkan AMGA.

"Dari kita (PT TIV) tetap mengutamakan duduk bersama, membuka ruang diskusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, lingkungan khususnya di Klaten," ujar Rony kepada TribunSolo.com.

Rony juga menjelaskan setidaknya perusahaan Aqua di Klaten sendiri sudah 21 tahun berdiri, dan pihaknya selalu mengikuti regulasi yang ada.

Ia juga mengungkapkan, terkait kendaraan yang beraktivitas di perusahaannya juga sudah dikordinasikan dengan pihak terkait.

"Transportasi (truk) sudah kita koordinasikan dengan dinas terkait, saat ini kami masih mencari solusi bersama," ungkapnya.

Sementara untuk masalah sumur kedua, pihaknya mengatakan kelengkapan dokumen sudah lengkap semua.

Sumur kedua sendiri lokasinya berada di Ponggok, Polanharjo, Klaten.

"Dipastikan lengkap (dokumen), terkait sumur kedua kita serahkan ke paguyuban pengguna air, dimanfaatkan untuk masyarakat," jelas Rony.

Soal dugaan perusahaan melakukan monopoli usaha, ia menyatakan dugaan tersebut kurang tepat.

"Terkait investasi sendiri, pihak kami mendukung iklim investasi positif di Klaten. Sehingga dugaan tersebut kurang tepat, karena tidak beralasan untuk itu (monopoli)," sanggahnya.

Kurang lebih ada ratusan karyawan di PT TIV, sebagian besar diambil dari warga sekitar perusahaa.

"Kurang lebih ada 800 karyawan perusahaan, sebagian besar warga sekitar. Kami juga memberikan manfaat ekonomi sosial dan lingkungan kepada masyarakat lain melalui kemitraan yang dilakukan," ujarnya.

Dari 800 pekerja, kurang lebih 90 persen warga sekitar. Dan itu belum termasuk outsourcing penjaga kebersihan dan security. (*)

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved