Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Asal Usul Penamaan Dukuh Beran Kulon di Boyolali: Dulu Hamparan Luas untuk Umbaran Kuda Ki Mondoroko

Ternyata penamaan Beran Kulon itu tak lepas dari keberadaan Ki Mondoroko, seorang Demang di era Mataram Islam

Tribunsolo.com/Tri Widodo
Gapura masuk ke Dukuh Beran Kulon, Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit Boyolali, Sabtu (25/3/2023) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tak hanya kondisi alam yang melatarbelakangi penamaan suatu perdukuhan atau perkampungan.

Kebiasaan yang dilakukan pada masa lalu juga bisa dijadikan untuk memberi nama Dukuh.

Seperti salah satu dukuh di Boyolali ini.

Namanya Dukuh Beran Kulon.

Dukuh ini masuk wilayah administrasi Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit.

Ternyata penamaan Beran Kulon itu tak lepas dari keberadaan Ki Mondoroko yang diyakini sebagai orang pertama yang berada di wilayah sebelah tenggara Pengging.

Ki Mondoroko sendiri merupakan seorang Demang di era Mataram Islam.

Gunawan, salah satu tokoh masyarakat setempat menyebut Ki Mondoroko-lah yang mendirikan semacam Kademangan kecil menatap di Klinggen.

Layaknya pejabat dimasa lalu, kuda menjadi alat transportasi yang banyak dimiliki Ki Mondoroko.

Baca juga: BREAKING NEWS: Diguyur Hujan Lebat, Banyak Ruas Jalan di Lereng Merbabu Tertutup Longsor 

Baca juga: Mengenal Kue Corobikang, Jajanan Tradisional di Boyolali, Biasa Disuguhkan saat Hajatan

"Jadi semacam kerajaannya itu di sini (Klinggen)," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (25/3/2023).

Selain diberikan pakan di kandang, banyak kuda-kuda yang dipelihara itu juga diumbarkan, atau dilepaskan ke tanah lapang, atau di-beran, agar bisa makan.

Ada dua lokasi yang biasa digunakan untuk melepaskan kuda tersebut.

Pertama di barat laut dan di timur laut dukuh Klinggen.

Kedua lokasi itu pun kemudian disebut sebagai Beran.

Yang di barat laut sebagai Beran Kulon, sedangkan di timur laut, Beran Wetan.

"Lama kelamaan, penduduk semakin banyak. Dan di lokasi yang semula sebagai tempat untuk mengumbar kuda itu juga akhirnya jadi pemukiman warga," tambahnya.

Warga sudah terbiasa menyebut lokasi tersebut sebagai Beran.

"Ya akhir jadi nama Dukuh. Beran Kulon dan Beran Wetan," pungkasnya.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved