Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Mengenal Kue Corobikang, Jajanan Tradisional di Boyolali, Biasa Disuguhkan saat Hajatan

Kue corobikang termasuk jajanan khas tradisional yang masih eksis sampai saat ini. Kue ini biasa ditemui di hajatan warga.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Salah satu stan takjil kue tradisional Corobikang di pasar takjil jalan Merbabu, Boyolali, Sabtu (25/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masyarakat Jawa Tengah tentunya tahu apa itu Kue Corobikang

Kue ini sering ditemukan ketika ada warga yang menggelar hajatan. 

Namun, banyak juga dijual di pasar tradisional. 

Hingga kini jajanan ini masih eksis. 

Seperti usaha pembuatan kue Corobikang di Boyolali ini.

Corobikang sendiri merupakan kue dari tepung beras khas Jawa Tengah yang memiliki tampilan yang mekar merekah dan berwarna-warni.

Sudah 8 tahun ini, Wulan Nur Hasanah melanjutkan usaha orang tuanya.

Baca juga: Rekomendasi Takjil di Boyolali: Ada di Jalan Merbabu, Tawarkan Minuman hingga Makanan Berat 

Hasilnya tak main-main, dalam hitungan tiga jam saja, dia mampu meraup untung hingga Rp 300 ribu.

"Setiap pagi buka di pasar Boyolali dan Sunggingan. Ya dari habis subuh sampai sekitar jam 8an," kata Wulan, kepada TribunSolo.com, Sabtu (25/3/2023).

Selain di pasar, dia juga memanfaatkan momen car free day.

Sedangkan selama puasa Ramadan ini, dia juga ikut meramaikan pasar takjil di jalan Merbabu.

"Kalau di cfd dan di pasar takjil ini lebih banyak lagi yang terjual. Jika biasanya 2-3 kilogram adonan, ini bisa mencapai 4-5 kilogram adonan," jelasnya.

Corobikang cetakannya itu dia jual seharga Rp 1.500 per biji.

"Kalau Rp 10 ribu dapat 7 buah," imbuhnya 

 Tak sulit untuk membuat kue yang memiliki tekstur empuk dan berserat serta tampilan kue yang unik ini.

Adonan kue yang berbahan tepung beras, Gandum, gula, dan pandan itu tinggal dituangkan ke dalam wajan cetakan yang panas.

Setelah cukup matang, kemudian dicukil hingga membentuk bunga mawar. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved