Piala Dunia U20

Belum Pernah dalam Sejarah, Tuan Rumah Piala Dunia Kehilangan Haknya karena Tolak Negara Lain

Sepanjang sejarah tidak ada negara yang kehilangan haknya sebagai tuan rumah turnamen karena menolak sebuah negara untuk berpartisipasi.

Tangkapan layar Twitter/@MundoAlbicelest
TROFI PIALA DUNIA U20- Bentuk trofi Piala Dunia U20. Argentina telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U20 2023 jika tidak diadakan di Indonesia. 

TRIBUNSOLO.COM - Kabar pembatalan Tuan Rumah Piala Dunia U20 2023 di Indonesia tengah mencuat.

Setidaknya ada lima turnamen sepak bola akbar yang mengalami perpindahan tuan rumah.

Baca juga: PSSI Bantah Piala Dunia U-20 2023 Pindah Tuan Rumah ke Peru, Akui Belum Dapat Surat Resmi

Namun, sepanjang sejarah tidak ada negara yang kehilangan haknya sebagai tuan rumah turnamen karena menolak sebuah negara untuk berpartisipasi.

Alasan yang selalu digunakan oleh negara calon tuan rumah atau badan sepak bola yang bersangkutan untuk membatalkan hak tuan rumah adalah ketidaksiapan infrastruktur dan wabah penyakit.

Lalu, negara-negara manakah yang pernah mengalami perpindahan tuan rumah turnamen level internasional? Berikut daftarnya.

1. Kolombia dan Piala Dunia 1986

Sebenarnya, Kolombia adalah negara yang pertama kali ditunjuk oleh FIFA untuk jadi penyelenggara Piala Dunia 1986 pada 1974.

Namun krisis finansial dan ketidaksiapan seluruh infrastruktur tepat waktu yang dibutuhkan oleh FIFA membuat Presiden Kolombia waktu itu, Belisario Bentancur mengumumkan pengunduran diri negara tersebut sebagai tuan rumah pada 25 Oktober 1982.

Pengunduran diri tersebut diterima oleh FIFA sepekan kemudian tepatnya pada 5 November 1982 dan langsung menunjuk Meksiko sebagai tuan rumah pengganti setahun kemudian

2. Maroko dan Piala Afrika 2015

Maroko sebenarnya terpilih sebagai tuan rumah awal dari Piala Afrika 2015 oleh konfederasi sepak bola Afrika atau CAF.

Namun merebaknya pandemi virus Ebola yang menyerang benua Afrika membuat Maroko meminta penundaan pelaksanaan turnamen yang sedianya digelar pada awal 2015 dengan dalih epidemi virus Ebola di Afrika Barat, termasuk Maroko.

CAF menolak permintaan penundaan dari Maroko. Maroko diputuskan gagal memenuhi syarat sebagai tuan rumah pada 8 November 2014.

CAF pun memutskan untuk memindahkan status tuan rumah Piala Afrika 2015 ke Guinea Khatulistiwa.

Maroko sempat diputuskan harus membayar denda sebesar satu juta dollar US dan kompensasi 9 juta dolar US kepada CAF dan dilarang ikut dalam dua edisi Piala Afrika 2015.

Sumber: BolaSport.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved