Polemik Gaji Karyawan Masjid MBZ
Selain Gaji Dipotong, Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed Tak Diikutkan BPJS Kesehatan
Karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed merasa merana. Sebab, mereka sampai saat ini belum diikutkan dalam program BPJS Kesehatan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Selain mengeluhkan soal gaji yang dipotong, Karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed juga mengeluhkan soal asuransi kesehatan.
Mereka selama bekerja tidak diikutsertakan BPJS Kesehatan.
Salah seorang karyawan outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed yang tidak mau disebutkan namanya memprotes gaji yang tidak sesuai UMK Solo.
Hal ini diperparah dengan potongan lain untuk membeli sepatu, tidak adanya asuransi, bahkan alat yang tidak standar.
Padahal, pekerjaan mereka termasuk beresiko tinggi seperti yang bekerja di ketinggian untuk perawatan.
Salah satu karyawan yang bekerja di roof access mengaku belum tercover BPJS Ketenagakerjaan maupun Kesehatan.
"Harusnya setelah masuk sini BPJS ada. Roof access bekerja di ketinggian resiko tinggi. Harusnya BPJS itu kita kerja harus ada. Kita kerja resiko tinggi," jelasnya saat ditemui awak media pada Selasa (2/5/2023).
Pekerjaannya ini merupakan aktivitas beresiko tinggi sehingga memerlukan asuransi.
"Kalau ada kejadian fatal siap bertanggung jawab. Kita belum di-backup BPJS. Termasuk high risk activity," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengeluhkan alat yang tidak sesuai standar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed Protes Gaji Dipotong
Ia khawatir jika alat ini justru berdampak buruk ke para pekerja.
"Alat kita bukan untuk roof access. Full body lebih ke WAH (Working at Height). Buat access tower. Bukan untuk mainan tali. Alat ada 8, selama kita pakai 1 bulan 3 yang sudah reject. Itu nggak kita pakai lagi karena resiko tinggi," ungkapnya.
Pihak pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed sempat mengusulkan agar alat diganti dengan yang sesuai standar.
Namun usulan ini belum terealisasi.
"Pihak masjid minta Kaya Safety peruntukannya roof access. Ternyata astabil untuk WAH. Grade sudah beda banget," jelasnya.
Selain itu, karyawan lain yang juga tidak mau disebutkan namanya mengaku gajinya dipotong menjadi tidak sesuai Upah Minimum Kota (UMK) Solo.
"Ada yang nerima Rp 1,8 juta ada yang nerima Rp 1,7 juta. Ada yang Rp 1,6 juta ada yang Rp 1,5 juta," jelasnya.
Bahkan itu pun mereka harus membeli sendiri sepatu dengan cara mengangsur melalui pemotongan gaji.
"Sepatu dipotong 60 ribu tiap bulan," tuturnya. (*)
Curhat Karyawan Outsourcing Masjid Sheikh Zayed : Kerja Resiko Tinggi Tapi Alat Kerja Tak Standar |
![]() |
---|
Persoalan Potongan Gaji Pegawai Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed, Begini Jawaban Gibran |
![]() |
---|
Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed Protes Gaji Dipotong, Pengelola Kini Buka Aduan |
![]() |
---|
Penjelasan Kemenag Solo Soal Gaji Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed, Janji Segera Atasi |
![]() |
---|
Pilunya Nasib Karyawan Outsourcing Masjid Raya Sheikh Zayed: Gaji Dipotong, Disuruh Mencicil Sepatu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.